Angkatan Udara Taiwan kehilangan kontak dengan F-16V pada Selasa 11 Januari 2022 saat pesawat sedang terbang di lepas pantai barat Taiwan.
Markas Besar Komando Angkatan Udara MND pada pukul 4 sore. menyatakan bahwa jet tempur F-16V satu kursi dengan nomor ekor 6650 lepas landas dari Pangkalan Udara Chiayi pada pukul 14:55 dalam misi pelatihan rutin. Namun, pada 15:23, pesawat menghilang dari layar radar setelah terbang di atas Shuixi Shooting Range.
Presiden Tsai Ing-wen mengeluarkan instruksi untuk melakukan semua upaya dalam misi pencarian dan penyelamatan dan untuk memperjelas penyebab kecelakaan itu.
F-16V adalah varian paling canggih dari Fighting Falcon. Taiwan menjadi negara pertama yang menerbangkan pesawat tersebut dan baru menerimanya pada November 2021 lalu. Meski demikian F-16V tersebut bukan pesawat baru, tetapi peningkatan dari model lama. Laporan menyebutkan pesawat yang hilang tersebut berasal dari Block 20.
Awalnya, Angkatan Udara Taiwan berencana menerima 144 F-16V yang merupakan konversi dari jet F-16A/B yang ada. Tetapi jumlah ini telah dikurangi menjadi 141. Pada masa pemerintahan Donald Trump Amerika juga telah menyetujui penjualan 66 jet F-16C/D Block 70 yang baru dibangun ke Taiwan.
Lockheed Martin meningkatkan dua F-16V Angkatan Udara Taiwan yang pertama mengudara pada Oktober 2015. Pesawat ini berfungsi sebagai pola untuk Pusat Pengembangan Industri Dirgantara Taiwan menyelesaikan peningkatan yang tersisa secara lokal. Pekerjaan untuk memperbaiki seluruh armada akan selesai pada akhir tahun 2023.
F-16V mengandalkan radar AESA Northrop Grumman AN/APG-83 yang memberikan rentang deteksi dan keterlibatan yang jauh lebih tinggi. Perkembangan penting lainnya adalah pengenalan roda pendarat yang lebih kuat serta mampu membawa bahan bakar dan muatan senjata yang lebih berat. Ini akan menjadi sangat penting untuk misi ofensif F-16V termasuk erangan anti-kapal menggunakan rudal AGM-84 Harpoon.
Kemampuan senjata penting lainnya yang kemungkinan akan dimasukkan dalam F-16V Taiwan termasuk rudal AGM-88 High-Speed Anti-Radiation (HARM) untuk penekanan pertahanan udara lawan. Selain itu juga membawa AGM-154 Joint Stand-Off Weapon, dan Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER).
Dari senjata tersebut, SLAM-ER dengan jangkauan 273 km akan memberikan kemampuan serangan presisi jarak jauh baru yang kuat dengan jangkauan yang lebih jauh dan akurasi yang lebih baik daripada rudal Wan Chien.
Pengerahan resmi F-16V Taiwan tidak hanya sebagai tanda modernisasi angkatan bersenjata Taiwan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa mereka siap mempertahankan pulau jika terjadi serangan dari China.
China, yang tetap mengklaim pulau itu sebagai miliknya telah secara rutin mengirim pesawat ke zona pertahanan udara Taiwan. Sebagian besar di daerah sekitar Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan tetapi terkadang juga ke wilayah udara antara Taiwan dan Filipina.