Kecelakaan kembali dialami jet tempur F-35. Setelah terakhir jet tempur F-35B Inggris jatuh ke laut, kini gilirang Lightening II milik Angkatan Udara Korea Selatan dipaksa melakukan belly landing alias pendaratan dengan perut pesawat.
Pilot jet tempur F-35A Korea Selatan melakukan belly landing di sebuah pangkalan udara pada hari Selasa 4 Januari 2022 setelah roda pendaratannya tidak berfungsi karena masalah elektronik.
Mendarat tanpa roda ini menjadi kasus pertama yang dialami jet tempur siluman seharga sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun tersebut.
Angkatan Bersenjata Korea Selatan dalam akun Facebooknya mengatakan kecelakaan terjadi selama penerbangan pelatihan rutin. F-35A yang terlibat dalam kecelakaan itu milik Wing Tempur ke-20
Pilot senior yang terlibat dalam insiden itu tidak terluka dan dipuji karena melakukan pendaratan yang mulus. Selain itu, penyebaran busa darurat yang cepat dikatakan telah meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan pada pesawat.
Angkatan Udara Korea Selatan melaporkan bahwa hanya ada kerusakan ‘minimal’ pada pesawat, meskipun penyelidikan menyeluruh diperlukan untuk menilai kerusakan sepenuhnya. Angkatan Udara juga mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penerbangan semua F-35A sampai penyelidikan selesai.
Pendaratan perut menurut membutuhkan kemampuan tinggi pilot. David Cenciotti, mantan perwira angkatan udara Italia dan editor blog The Aviationist mengatakan pendaratan gear-up di F-35 mungkin cukup sulit dan berbahaya karena angle of attack pesawat mendekati touchdown.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: