Amerika dan Inggris memutuskan untuk mempercepat upaya mereka agar Australia bisa mendapatkan kapal selam nuklir pertamanya lebih cepat. Langkah ini diambil karena ketegangan yang meningkat dengan China .
Dalam kesepakatan senilai US$ 90 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun tersebut Australia dijadwalkan akan mendapatkan delapan kapal selam nuklir. Awalnya, kapal pertama akan diterima pada tahun 2040, tetapi kini jadwal baru menunjukkan kapal bisa masuk layanan pada tahun 2035.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengungkapkan Inggris dan Amerika telah menarik semua hambatan untuk mempercepat proyek. Hal itu terjadi ketika kekhawatiran semakin tumbuh terkait perselisihan antara Barat dan China atas Taiwan.
Australia tentu saja berjanji untuk mendukung tanggapan Amerika apa pun jika situasinya meningkat.
“Saya pikir itu adalah keinginan Amerika untuk melihat kami dengan kemampuan lebih cepat dari tahun 2040 dan jelas opsi sedang dieksplorasi saat ini,” kata Dutton sebagaimana dikutip The Daily Mail Senin 27 Desember 2021.
Dutton juga mengisyaratkan kapal selam mungkin bisa dibangun di dalam negeri, meskipun saat ini Australia masih mengalami kekurangan fasilitas galangan kapal yang sesuai atau pengetahuan tenaga nuklir.
Australia sendiri juga belum memutuskan apakah mereka akan menggunakan desain kapal selam nuklir Kelas Virginia Amerika atau Kelas Astute serupa di Inggris.
Tetapi setiap langkah untuk memproduksinya di Australia akan membutuhkan pelatihan pekerja galangan kapal, peralatan baru, dan tentu saja ahli nuklir.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: