Penjualan 80 jet tempur Rafale ke Uni Emirat Arab tidak hanya dianggap bersejarah, tetapi juga mengkonfirmasi kesuksesan penjualan berkelanjutan dari pesawat tempur Prancis tersebut.
Kesepakatan 3 Desember 2021 bagi Prancis untuk menjual 80 jet tempur Rafale ke Uni Emirat Arab dipuji sebagai bersejarah oleh Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly. CEO Rafale Dassault Aviation, Ric Trappier juga menyatakan kegembiraannya atas kesepakatan yang ia gambarkan sebagai kontrak paling penting yang pernah diperoleh industri aeronautika militer Prancis.
Dapat dimengerti bahwa Trappier sangat gembira ketika Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed ben Zayed al-Nahyane, menandatangani perjanjian senilai €16 miliar tersebut. Dari jumlah itu €2 miliar untuk senjata. Sebuah rekor untuk pabrikan pesawat Prancis.
Tidak hanya untuk Dassault. Kesepakatan ini berarti berarti bisnis yang dijamin selama lebih dari enam tahun untuk –Thales yang memasok semua sistem internal Rafale, Safran yang menyediakan mesin dan beberapa ratus subkontraktor lainnya. Dibutuhkan setidaknya satu bulan untuk memproduksi satu unit Rafale.
Penjualan itu juga merupakan berita ekonomi yang baik bagi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sekitar empat bulan lagi akan berlari ke pemilihan presiden berikutnya. Penjualan juga semakin memperkuat reputasi Rafale sebagai “phoenix” penerbangan militer.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: