Yunani pada Rabu 21 Juli 2021 menerima pengiriman pertama dari 18 jet tempur Rafale Prancis. Jet tempur ini sebagai bagian dari rencana pengadaan militer besar negara yang berupaya meningkatkan angkatan bersenjatanya. Sementara pada hari yang sama India kembali menerima
Menteri Pertahanan Yunani Nikolaos Panagiotopoulos yang menghadiri upacara pengiriman di Istres Prancis selatan menggambarkannya sebagai “hari tonggak sejarah bagi Angkatan Udara Yunani.”
Yunani menandatangani kesepakatan senilai US$2,7 miliar atau sekitar Rp39 triliun pada Januari 2021 untuk membeli 18 pesawat Rafale. Dari jumlah itu 12 adalah pesawat bekas dan enam pesawat baru. Pesawat yang dibangun Dassault Aviation tersebut dikirim selama dua tahun mulai Juni 2021 ini.
Pembelian tersebut merupakan bagian dari program modernisasi untuk militer Yunani dan terjadi selama periode hubungan yang berbatu dengan negara tetangga Turki. Kedua sekutu NATO itu berselisih atas serangkaian masalah termasuk mengenai perbatasan di Laut Aegea dan Mediterania timur. Kedua negara telah tiga kali berada di ambang perang sejak pertengahan 1970-an.
Panagiotopoulos mengatakan pembelian ini akan berkontribusi pada penguatan lebih lanjut dari kemampuan tempur dan kekuatan pencegah Angkatan Udara dan angkatan bersenjata mereka. Dia juga menekankan hubungan pertahanan yang erat antara Yunani dan Prancis, dengan mengatakan pembelian itu menunjukkan tekad mereka untuk lebih memperkuat tidak hanya hubungan bilateral, tetapi juga kerja sama untuk mencipatakan stabilitas dan kemakmuran di wilayah Mediterania timur.
Eric Trappier, CEO Dassault Aviation menggambarkan Rafale sebagai pengubah permainan strategis untuk Angkatan Udara Hellenic.
Sementara itu pada hari yang sama tiga jet tempur Rafale tiba di India setelah melakukan penerbangan nonstop dari Prancis. Pesawat disediakan pengisian bahan bakar di udara oleh angkatan udara Uni Emirat Arab.
Batch baru pesawat akan menjadi bagian dari skuadron kedua jet Rafale Angkatan Udara India. Skuadron kedua akan mulai beroperasi pada akhir Juli di Pangkalan Angkatan Udara Hashimara di Benggala Barat. Sementara skuadron Rafale pertama berbasis di pangkalan angkatan udara Ambala. Pesawat sudah mulai berpatroli di perbatasan dengan China di Ladakh timur dan daerah lainnya. Skuadron di Hashimara akan memberikan dorongan besar untuk kesiapsiagaan udara melawan Angkatan Udara China karena akan membuat sejumlah lapangan terbang China dalam jangkauan pesawat India.
Pada 2016, India menandatangani perjanjian antar-pemerintah dengan Prancis untuk pengadaan 36 jet Rafale dengan harga US$9,4 miliar atau sekitar Rp 138,9 triliun. India sekarang akan memesan 114 pesawat tempur multiperan bersama dengan pesawat tempur siluman Advanced Medium Combat Aircraft yang tujuh skuadronnya akan bergabung dengan Angkatan Udara dalam 15-20 tahun ke depan.