Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta NATO untuk memberikan jalan bagi mereka bergabung dengan pakta pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Permintaan ini disampaikan setelah hari-hari Rusia mengerahkan pasukan di dekat wilayah Donbass yang dilanda konflik. Sementara Amerika sangat berhati-hati menanggapi permintaan Ukraina tersebut.
Komentar Zelenskiy menuai teguran langsung dari Moskow, yang mengatakan pendekatan Kyiv ke NATO dapat semakin mengobarkan situasi di Donbass di mana kekerasan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Pentagon, mungkin karena sensitivitasnya, dengan tegas menolak permintaan untuk mengomentari permintaan Zelenskiy dalam sebuah jumpa pers.
Zelensky kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melalui panggilan telepon mengatakan NATO adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang di Donbass. Dia mengatakan sebuah rencana tindakan keanggotaan yang meletakkan jalan masuk Ukraina ke dalam aliansi akan menjadi sinyal nyata bagi Rusia. Dia juga meminta anggota NATO untuk memperkuat kehadiran militer mereka di kawasan Laut Hitam.
Separatis yang didukung Rusia telah bertempur sejak 2014 melawan pasukan Ukraina di Donbass, konflik yang menurut Kyiv telah menewaskan 14.000 orang. Kyiv melaporkan dua tentara lagi tewas pada hari Selasa 6 April 2021 dan dalam pernyataan terpisah Zelenskiy mengatakan 24 tentara Ukraina telah tewas sejak awal tahun. Ukraina juga mengatakan pihaknya ingin mengalihkan pembicaraan damai yang sedang berlangsung dari ibu kota Belarusia, Minsk, karena Belarusia dinilai terlalu banyak di bawah pengaruh Rusia.
Stoltenberg dalam sebuah tweet menyatakan keprihatinan serius tentang aktivitas militer Rusia di dalam dan sekitar Ukraina serta pelanggaran gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan mereka yang tinggal di Ukraina timur tidak akan menerima keanggotaan NATO, dan retorika itu selanjutnya dapat mengguncang wilayah Donbass. Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia khawatir dengan pernyataan yang keluar dari Kyiv dan menghubungi negara-negara Eropa untuk menanyakan hal itu.
Sementara itu Amerika Serikat menegaskan kembali komitmennya terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, tetapi tidak secara terbuka mendukung seruan Kyiv untuk jalur yang lebih cepat menuju keanggotaan di NATO. Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Amerika adalah pendukung kuat Ukraina, Tetapi itu soal keanggotaan keputusan harus dibuat NATO.
Amerika akan sangat berhati-hati mengomentari masalah ini karena tahu bahwa hal tersebut akan sangat sensitif bagi Rusia. Pejabat Pentagon juga menolak mengomentari permintaan Ukraina untuk keanggotaan NATO, meskipun mereka menyatakan keprihatinan berkelanjutan tentang tindakan Rusia. Juru Bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan, menyebut gerakan Rusia itu mengkhawatirkan. Amerika, menurutnya terus memantau pasukan Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, secara khusus di Krimea.
Sementara itu Rusia mengumumkan dimulainya latihan militer besar-besaran yang hampir pasti akan meningkatkan ketegangan dengan tetangganya Ukraina. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan pada Selasa lebih dari 4.000 latihan akan diadakan di distrik militer di seluruh Rusia pada bulan April.
Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan latihan itu sebagai “inspeksi besar-besaran”, untuk memeriksa kesiapan tempur di semua wilayah distrik militer dan Armada Utara, di Utara Jauh, di Kepulauan Kuril dan Kamchatka.