Jet tempur Typhoon FGR4 Angkatan Udara Inggris telah menggunakan rudal jelajah Storm Shadow untuk pertama kalinya dalam pertempuran. Rudal tersebut baru-baru ini digunakan untuk menyerang target ISIS yang tersembunyi di dalam gua-gua di Irak utara sebagai bagian dari Operasi Shader.
Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi serangan udara Typhon terhadap kompleks gua di barat daya Erbil. Meskipun senjata itu sebelumnya digunakan dalam pertempuran oleh pesawat serang Tornado GR4 milik Royal Air Force (RAF), ini adalah yang pertama digunakan oleh Typhoon.
Untuk misi yang berlangsung pada 11 Maret tersebut Storm Shadow dipilih sebagai senjata paling tepat untuk tugas itu setelah pasukan Irak mengidentifikasi banyak pejuang ISIS di gua-gua tersebut. Dua Typhoon FGR4, yang berbasis di Akrotiri di pulau Siprus Mediterania timur, ditugaskan untuk serangan udara mendukung pasukan darat pasukan Irak.
Serangan didahului dengan pengawasan daerah oleh pasukan kontra terorisme Irak pada 10 Maret untuk mengkonfirmasi tidak ada warga sipil yang berisiko. Dan setelah itu misi Storm Shadow dijalankan. Kementerian Pertahanan Inggris memastikan serangan telah mengenai target dengan tepat.
Ada juga serangan lanjutan yang dilakukan pada 11 Maret, di daerah pegunungan terpencil yang sama. Kali ini dengan dua Typhoon Inggris yang menggunakan enam bom dipandu Paveway IV 500 pon di dua lokasi lain. Kelompok gua yang berbeda kemudian diserang pada 12 Maret, dengan Typhoon menggunakan delapan Paveway IV. Dan dua hari kemudian menggunakan enam senjata yang sama.
Misi terbaru ini mengkonfirmasi bahwa, meskipun kecepatan operasi udara ofensif Inggris di Timur Tengah telah berkurang, Angkatan Udara Inggris masih sangat aktif saat diperlukan.
Juga dikatakan bahwa dengan menggunakan Storm Shadow, Typhoon sekarang telah benar-benar mampu mengambil alih peran pesawat sayap ayun Tornado GR4 yang pensiun pada tahun 2019.
Untuk memungkinkan penarikan Tornado, Inggris pertama-tama harus memastikan bahwa Typhoib dapat menggunakan senjata udara ke darat utama yang telah digunakan oleh Tornado, di bawah program dengan nama sandi Centurion. Storm Shadow pertama kali digunakan oleh Tornado selama fase pembukaan invasi Irak pada tahun 2003 dan kemudian selama kampanye udara di Libya pada tahun 2011. Selain Storm Shadow Typhoon juga telah bisa menggunakan rudal anti-armor presisi Brimstone. Sementara Paveway IV sudah sejal lama bisa dibawa Typhoon.
Mengingat Storm Shadow telah tersedia untuk Typhoon Inggris selama sekitar tiga tahun sekarang mungkin tampak mengejutkan bahwa ini sebelumnya tidak digunakan dalam pertempuran. Namun, senjata seperti ini dirancang untuk memenuhi persyaratan yang menuntut serangan yang telah direncanakan sebelumnya terhadap target tetap atau tidak bergerak bernilai tinggi.
Rudal yang dibangun MBDA ini memiliki jangkauan lebih dari 155 mil dan hulu ledak tipe tandem memastikan penetrasi target yang diperkuat seperti bunker atau kompleks gua. Hulu ledak menggunakan muatan prekursor untuk menembus struktur yang keras diikuti dengan hulu ledak lain. Rudal menggunakan sistem panduan gabungan inersia, GPS, dan referensi medan.
Storm Shadow juga telah digunakan dalam pertempuran oleh Arab Saudi selama kampanyenya melawan Houthi di Yaman. Storm Shadow versi Prancis SCALP juga telah digunakan dalam pertempuran dan telah diekspor ke negara-negara termasuk Mesir dan India. Versi angkatan laut dari senjata yang sama juga telah dikembangkan untuk diluncurkan oleh kapal perang permukaan dan kapal selam.
Rudak seharga US$ 1 juta per unit tersebut kemungkinan akan tetap menjadi senjata khusus Typhoon Inggris dalam Operasi Shader. Dan penggunaan rudal dalam pertempuran menjadi semakin memperkuat kredensial multiperan jet tempur Typhoon dan statusnya sebagai tulang punggung armada jet cepat Inggris.