Persaingan untuk mendominasi Arktik telah memanas dalam beberapa tahun terakhir, dengan Rusia mengalokasikan sumber daya yang besar untuk menopang kendali atas wilayah utara. Wilayah ini telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, baik melalui eksplorasi kekayaan alam yang belum dimanfaatkan, serta jalur transportasi baru yang memudahkan perdagangan antara Eropa dan Asia.
Central Research Institute of Precession Engineering (TSNIITOCHMASH), biro desain militer Rusia yang mengembangkan senjata api, amunisi, sistem anti-tank dan artileri self-propelled, telah membuka kembali laboratorium khusus untuk menguji peralatan yang dapat digunakan dalam kondisi cuaca ekstrim.
Seorang juru bicara perusahaan sebagaimana dilaporkan Sputnik mengonfirmasi bahwa lab telah disertifikasi, dan akan dapat mensimulasikan kondisi yang ditemukan di Kutub Utara, serta area dengan tingkat kontaminasi debu atau kelembaban / hujan yang tinggi.
Fasilitas pengujian biro desain yang dipulihkan berisi tiga ruang khusus untuk uji tembak senjata kecil, peluncur granat, dan meriam pada kaliber hingga 30 mm, dan dapat memeriksa bagaimana peralatan bereaksi terhadap suhu ekstrem antara minus 60 dan plus 60 derajat Celcius.
Laboratorium mengalami kerusakan pada tahun 1990-an, ketika itu dihentikan sebagai bagian dari pemotongan besar-besaran anggaran pertahanan yang diperkenalkan di tengah krisis ekonomi. Pada saat itu, banyak peralatan laboratorium menjadi sangat usang.
Sergei Karasev, kepala pusat ilmiah dan teknis untuk pengujian dan penelitian eksperimental senjata, militer dan peralatan khusus di TSNIITOCHMASH, mengatakan sertifikasi uji berfungsi sebagai tahap teknis terakhir dalam memulihkan teknologi pengujian unik yang hilang setelah keruntuhan USSR.”
Fasilitas tersebut sekarang dikatakan siap untuk menguji peralatan yang sudah dalam produksi massal dan persenjataan prototipe. TSNIITOCHMASH adalah anak perusahaan Rostec.