Setelah Su-35, F016 Viper, Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, kini indonesia disebut membuka peluang untuk bisa membeli jet tempur F-15 Eagle dan F/A-18 Super Hornet dari Amerika. Peluang itu datang setelah amerika serikat setujui menjual jet tempur dua jet tempur buatan boeing tersebut ke indonesia menyusul pertemuan Plt Menteri Pertahanan Amerika Christopher Miller dan Prabowo Subianto di Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Miller disebut setuju untuk menjual dua model jet tempur tersebut ke Indonesia. Yakni jet tempur F-15 dan F-18 yang diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan AS McDonnell Douglas dan Boeing.
“Indonesia telah mendorong AS menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tapi yang disepakati hanya dua model karena yang ketiga pengirimannya memakan waktu 10 tahun,” ujar Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia, Rodon Pedrason, dilansir dari laman Nikkei Asia, Kamis 10 Desember 2020.
Masih dalam kesempatan yang sama, Pedrason mengatakan Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo berencana mengadakan 100 jet tempur unggul. Ini guna menambah armada Indonesia yang saat ini hanya berjumlah kurang dari 60. “Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur di akhir itu. Luar biasa,” kata dia.
Untuk itu, dibutuhkan anggaran sekitar USD 9 miliar hingga USD 11 miliar untuk persenjataan baru dan peralatan militer selama 20 tahun ke depan. Pedrason mengatakan, Indonesia juga berencana untuk menerima penawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, China, dan Rusia.

Mengingat kesepakatan untuk jet tempur baru akan memakan waktu yang lama untuk membuahkan hasil, Indonesia berencana untuk membeli pesawat bekas seperti Eurofighter Typhoon, yang dapat dikirimkan lebih cepat. Laporan sebelumnya mengatakan, Prabowo tertarik untuk membeli 15 pesawat semacam itu dari Austria. Tapi Pedrason mengatakan rencana itu hanya sementara.
“Sangat mendesak bagi kami sekarang untuk memiliki persenjataan yang dapat menyeimbangkan [kekuatan] melawan negara-negara titik merah di dekat kami” kata dia. Tidak hanya untuk Laut Cina Selatan, tetapi juga sengketa perbatasan Indonesia yang lebih lama dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Pedrason mengatakan kementerian pertahanan juga berencana untuk membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, serta lebih banyak kapal selam dan kapal patroli. Dia menambahkan, kementerian berencana untuk melatih hingga 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama dua tahun ke depan.