Ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhri Zadeh dibunuh oleh kelompok bersenjata di dekat ibu kota Teheran pada Jumat 27 November 2020. Iran langsung menuduh Israel di balik peristiwa tersebut.
Media setempat melansir bahwa Fakhri Zadeh, kepala program nuklir Kementerian Pertahanan, diserang di desa Absard, 60 km timur laut Teheran, pada Jumat sore hari.
Saksi mata menyebutkan sebuah ledakan terjadi ketika kendaraan Zadeh melintas di jalan desa tersebut, kemudian terjadi penembakan yang menewaskan sejumlah orang.
Zadeh mengalami luka parah dan dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak berhasil diselamatkan, menurut kementerian.
Iran menyatakan Israel adalah pihak yang bertanggungjawab dalam pembunuhan ilmuwan tersebut dan mereka berhak untuk membela diri.
“Peringatan terhadap tindakan apa pun oleh Amerika Serikat dan Israel terhadap negara saya, terutama selama sisa periode pemerintahan Amerika Serikat saat ini, Republik Islam Iran berhak untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyatnya dan mengamankan kepentingannya,” tulis utusan Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB.
Sementara Antonio Guterres mendesak semua pihak untuk menahan diri pascapembunuhan ilmuwan Iran. “Kami telah mencatat laporan bahwa seorang ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh di dekat Teheran hari ini,” kata juru bicara Guterres, Farhan Haq.
“Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut,” katanya.