Keinginan Kementerian Pertahanan Indonesia untuk bisa menerbangkan jet tempur generasi kelima masih menjadi angan-angan setelah Amerika tidak mengizinkan Indonesia membeli F-35 buatan Lockheed Martin.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Muhammad Lutfi mengatakan F-35 adalah pesawat generasi ke-5 atau yang terbaru di je tempur seri F. Sebelum mendapatkannya, Kemenhan RI harus lebih dulu punya pesawat seri F generasi ke-4 dan ke-4,5.
Lutfi menambahkan masalah ini menjadi salah satu pembahasan saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berbicara dengan Menhan Amerika Mark Esper pada 14 Oktober 2020 lalu. Pesawat yang tergolong seri F generasi ke-4,5 adalah jet tempur F-16 block 72.
Lutfi menambahkan normalnya Indonesia masih harus menunggu sembilan tahun agar bisa memiliki jet tempur F-35. Tetapi waktu itu dianggap terlalu lama.
“Oleh sebab itu, kita harus mendapat pesawat di tengah dan AS sedang memperbaiki tawaran dan akan memberikan RI terobosan yang belum pernah dilihat sebelumnya. Artinya, AS akan memberikan jet tempur terbaik yang bisa dikerjakan dan bisa diberikan tanpa reservasi,” ungkap Lutfi.
Lutfi menyebut Indonesia sudah punya jet tempur seri F-16. Tapi yang dimiliki merupakan seri lama dan tidak sesuai dengan generasi ke-4 dan ke-4,5.
Pada 2019 lalu, TNI Angkatan Udara sempat menyebut akan membeli pesawat F-16 Block 72 Viper. Pengadaan jet tempur super canggih itu akan dilakukan bertahap pada rencana strategis 2020 hingga 2024. Kepala Staf AU Laksamana TNI Yuyu Sutisna sempat mengatakan jet tempur itu akan melengkapi 33 unit F-16 yang sudah dimiliki oleh TNI AU saat ini.
F-16 block 72 viper merupakan versi tercanggih dari Fighting Falcon. Pesawat ini telah mengemas sejumlah teknologi generasi kelima dan telah membawa radar AESA. Radar ini dapat melacak 20 target secara bersamaan, kemampuan yang jarang dimiliki oleh pesawat generasi 4,5.
Selain itu, di dalam jet tempur F-16 block 72 viper juga dilengkai komputer misi, prosesor layar, layar resolusi tinggi 6×8 format besar, sistem peperangan elektronik internal, jaringan data bervolume dan berkecepatan tinggi. Teknologi di dalam jet tempur itu juga mampu menggabungkan tautan data yang canggih, yang memungkinkan IDAF untuk beroperasi dalam lingkungan data yang berpusat pada jaringan.
Indonesia dikabarkan harus menggelontorkan dana senilai US$4,5 miliar bila ingin membeli 32-48 unit jet tempur F-16 block 72 viper. Angka ini jauh di atas harga yang harus dibayar Bahrain. Pentagon pada 2018 lalu resmi menjual 70 jet tempur teranyar seri F-16 itu ke Angkatan Udara Bahrain.
Dalam rilis yang disampaikan oleh Pentagon dua tahun lalu, 70 unit jet tempur F-16 viper itu dilepas dengan nilai kontrak US$1,1 miliar lantaran diberi insentif. Diprediksi kontrak pembuatan jet tempur itu bisa rampung pada 30 September 2023.
Sumber: CNN dan Kompas.com