Drone bersenjata Bayraktar TB2 buatan Turki mulai menuai hasil dari kesuksesannya di medan perang. Ukraina berniat menambah pembelian semntara Serbia berpeluang menjadi pembeli baru.
Ukraina dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli 48 pesawat tak berawak Bayraktar TB2 tambahan dari Turki.
Dalam sebuah pernyataan direktur umum perusahaan milik negara untuk ekspor dan impor produk militer dan khusus UkrSpetsEksport , Nozdria Vadym, mengatakan Ukraina berencana untuk mendapatkan lebih banyak drone Turki.
Kementerian Pertahanan berencana untuk membeli enam hingga 12 kompleks Bayraktar TB2 yaitu 6-12 stasiun kendali dan 3-4 kendaraan udara tempur tak berawak untuk setiap kompleks. Selain itu, kemungkinan merakit drone Turki di Ukraina sedang dipertimbangkan.
Angkatan Bersenjata Ukraina telah menerima kendaraan udara tak berawak bersenjata Bayraktar TB2 yang pertama di sana pada tahun 2019.
Sementara itu Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa pihaknya juga berencana membeli drone buatan Turki tersebut. Presiden pada 7 Oktober 2020 memuji drone tempur Bayraktar dan mencatat bahwa negaranya sangat tertarik dengan sistem drone dan pasti akan membeli lebih banyak lagi di masa depan.
Menekankan bahwa Serbia adalah negara yang benar-benar netral dalam hal militer, Vucic mengatakan negaranya ingin mempertahankan dan melindungi wilayah udara dan wilayah mereka sendiri. Dia menggarisbawahi bahwa sistem UAV tersebut mahal tetapi investasi “sangat cerdas”.
Menurut perusahaan Baykar Makina, kendaraan udara tak berawak Bayraktar adalah sistem kelas ketahanan panjang dan ketinggian menengah yang dikembangkan untuk misi pengintaian dan pengawasan taktis.
Kendaraan udara tempur tak berawak Bayraktar TB2 dapat membawa muatan maksimum lebih dari 55kg. Bayraktar dapat terbang hingga 22.500 kaki dan berkeliaran selama lebih dari 24 jam. Drone ini telah menunjukkan kesuksesan di medan perang Suriah, Libya dan terakhir di Nagorno Karabakh.