Lama tidak terdengar, kabar rencana Iran untuk membangun jet tempur kelas berat sendiri kembali muncul. Wakil Komandan Angkatan Udara Iran Jenderal Hamid Vahedi mengkonfirmasi pembangunan jet tempur itu akan segera dimulai.
Berbicara kepada Kantor Berita Tasnim, Vahedi mengatakan bahwa keputusan untuk membuat jet tempur berat buatan sendiri diambil setelah para insinyur domestik mencapai sukses dengan pesawat tempur ringan Koswar, yang mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Iran akhir bulan lalu.
Koswar yang diyakini hanyalah upgrade dari F-5 Tiger II tersebut menampilkan avionik buatan Iran dan mesin yang dikembangkan di dalam negeri. Iran Iran juga mengklaim telah mencapai kesuksesan besar dalam penelitian kemampuan siluman di berbagai platform.
Vahedi mengatakan para insinyur juga telah membuat kemajuan dalam upaya domestik untuk meningkatkan kemampuan radar dan peperangan elektronik dari stok pesawat Angkatan Udara yang ada.
Industri pertahanan Iran disebut juga telah membuat perbaikan untuk memperluas jangkauan rudal udara ke udara Sidewinder yang dirancang Amerika yang dipasang di atas pesawat jet F-5. Jangkauan rudal meluas dari 8 km menjadi lebih dari 19 km. “Ini akan sangat efektif dalam pertempuran udara,” katanya.
Saat ini, Angkatan Udara Iran dilengkapi dengan puluhan jet tempur buatan Rusia, Amerika, China, dan Prancis, dengan sebagian dari inventaris ini diwarisi dari rezim Shah setelah Revolusi Iran 1979, dan sisanya dibeli pada 1990-an, 2000-an dan 2010-an, sebelum diperkenalkannya embargo senjata PBB.
Angkatan Udara negara ini dilengkapi dengan sekitar 20 jet MiG-29 dan 23 Sukhoi Su-24 dari Rusia, sekitar 17 jet F-7 Chengdu buatan China, sekitar dengan 50 F-4 Phantom II buatan AS, 20 F-5, dua lusin F-14 dan 9 Mirage F1.Ssemuanya sangat dimodifikasi dan dikustomisasi setelah puluhan tahun embargo senjata.
Negara ini juga telah bereksperimen dengan pesawat tempur siluman F-313 Qaher (‘Conqueror’), platform eksperimental terdepan yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 dan dimodifikasi berulang kali dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi banyak pihak meyakini Iran kerap melebih-lebihkan pencapaiannya dalam hal teknologi militer sebagai bentuk propaganda. Bahkan rencana pembangunan F-313 pun akhirnya tidak jelas nasibnya.
Awal tahun ini, Amerika mulai melobi untuk memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran setelah berakhir pada Oktober. Namun, sesama anggota Dewan Keamanan PBB Rusia dan China telah mengindikasikan bahwa mereka akan memblokir upaya Amerika untuk menghentikan pencabutan embargo