Site icon

Boeing Mendapat Kesepakatan Rp17,5 Trilun Untuk 8 Jet Tempur F-15EX

Desain Art F-15EX / Boeing

Departemen Pertahanan Amerika berencana untuk menghabiskan US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp17,5 Trilun untuk membeli delapan jet tempur F-15EX yang dikembangkan Boeing selama tiga tahun ke depan. Dalam pengumuman bersama antara Boeing dan Angkatan Udara Senin 13 Juli 2020, sebuah kontrak yang akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi pabrik kedirgantaraan tersebut.

Kesepakatan itu menandai pembelian besar pertama dalam program jangka panjang senilai US$ 23 miliar untuk memperbarui armada pesawat tempur tua Angkatan Udara dan menyediakan opsi kompetitif untuk F-35 milik Lockheed Martin.

Menurut ketentuan kesepakatan, Boeing akan membangun versi baru F-15 dengan kontrol penerbangan otomatis baru dan kemampuan peperangan elektronik. Model yang lebih baru, yang dikenal sebagai F-15EX, akan dirancang untuk membawa persenjataan yang lebih berat daripada jet yang lebih kecil dan lebih siluman seperti F-35.

Rilis berita Boeing yang diterbitkan Senin menyebutkan para insinyur akan dapat beradaptasi dari jet F-15 yang lebih lama ke F-15EX baru dalam beberapa hari. Kapasitas muatan yang lebih besar akan memungkinkannya untuk membawa senjata hipersonik menjadi prioritas utama baru-baru ini untuk Departemen Pertahanan.

“Kami mendengarkan pelanggan kami di setiap langkah saat mengembangkan jet yang menarik ini,” kata Prat Kumar, wakil presiden Boeing dan manajer program F-15 sebagaimana dikutip Washington Post.

“Apa yang akan segera kami kirim adalah pesawat terbang modern dan kuat yang mendukung pertahanan negara kami dengan memasukkan sistem, sensor, dan senjata terbaru.”

Pembelian ini merupakan kemenangan besar bagi Boeing pada saat mereka menghadapi situasi rentan. Divisi pesawat komersial Boeing, yang dulunya merupakan mesin penghasil uang yang memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pesaing di kompetisi pertahanan utama, telah kehilangan miliaran karena cacat buruk pada 737 Max. Selain itu pembatasan perjalanan global yang diberlakukan untuk memerangi pandemi coronavirus telah menyebabkan banyak pelanggan maskapai Boeing membatalkan pesanan.

Divisi itu telah didukung oleh serangkaian kemenangan besar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kontrak senilai US$ 9,2 miliar untuk jet pelatihan Angkatan Udara dan kontrak US$ 805 juta untuk mengembangkan drone pengisian bahan bakar udara.

Program F-15EX memberi Boeing sumber uang tunai jangka pendek secara stabil dan kursi pasti dalam bisnis jet tempur Pentagon yang selama ini didominasi oleh Lockheed Martin. Kontrak yang diumumkan Selasa membawa plafon US$ 23 miliar, dan dokumen perencanaan Pentagon meminta pembelian sekitar 12 per tahun.

Tetapi analis memperingatkan bahwa nilai jangka panjang dari program ini dapat bergantung pada faktor-faktor politik. Jika anggaran pertahanan dibatasi oleh kepemimpinan baru di Kongres atau Gedung Putih, F-15EX mungkin berisiko.

Exit mobile version