Badan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis Militer membantah bahwa Amerika akan dapat membeli sistem pertahanan udara S-400 yang dibeli Turki berdasarkan undang-undang yang diusulkan di Senat pekan lalu.
“Untuk mengekspor produk militer, pembeli senjata kita harus memberikan deklarasi pengguna akhir kepada pihak Rusia. Itulah sebabnya transfer atau penjualan kembali produk-produk tersebut ke negara ketiga tidak mungkin tanpa izin resmi dari pihak Rusia, ” kata layanan pers lembaga tersebut Selasa 2 Juli 2020 sebagaimana dilaporkan TASS.
Seperti yang dilaporkan Defense News sebelumnya, Anggota Senat Pecut John Thune telah menyiapkan proposal untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia dari Turki. Pembelian tersebut memungkinkan untuk mengatasi kebuntuan antara Washington dan Ankara atas partisipasi Turki dalam program jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II.
Jim Townsend, mantan pejabat Pentagon untuk kebijakan Eropa dan NATO mengatakan Amerika secara rutin membeli teknologi asing dan keduanya dapat mengeksploitasi teknologi S-400 serta menguji taktik Amerika. Jika Turki tidak mendukung gagasan itu, katanya, hubungan kedua negara masih buntu.
“Saya pikir Amerika membeli S-400 dari Turki adalah cara cerdas untuk mengeluarkan Erdogan dari kemacetan yang ia lakukan,” kata Townsend.
“Kami hanya ingin mengeluarkan sistem dari Turki dan jika itu memungkinkan orang-orang Turki untuk mengambil bagian dalam F-35 maka semuanya akan lebih baik.”
Pada September 2017, Rusia dan Turki telah menandatangani kontrak senilai US$2,5 miliar untuk pasokan sistem rudal S-400. Batch pertama berdasarkan kontrak dikirim ke Ankara pada Juli 2019.
Amerika Serikat mengancam Turki dengan sanksi sepihak atas pembelian senjata tersebut tetapi tidak segera mengambil langkah-langkah karena takut akan memperburuk hubungan dengan sekutu utama NATO tersebut.