Militer Amerika disebut sedang mengerahkan kekuatan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah Asia-Pasifik. Hal ini dinilai akan berisiko terjadinya konfrontasi dengan China.
Wu Shicun, presiden Institut Nasional Studi Laut Cina Selatan, sebuah think tank pemerintah China kepada AFP Selasa 23 Juni 2020 mengatakan kemungkinan insiden militer atau tembakan tak sengaja meningkat.
Wu lebih lanjut mengatakan Amerika telah mengerahkan sekitar 375.000 tentara dan sekitar 60% dari kapal perangnya ke wilayah Indo-Pasifik, termasuk tiga kapal induknya.
Dalam laporannya baru-baru ini, Institut Nasional Studi Laut Cina Selatan merekomendasikan agar militer China dan Amerika untuk meningkatkan komunikasi guna mencegah kesalahpahaman dan kesalahan perhitungan strategis.
Namun, laporan Wu juga mencatat bahwa China memperingatkan bahwa memburuknya hubungan militer akan secara substansial meningkatkan kemungkinan insiden berbahaya, konflik atau bahkan krisis.
Hubungan antara Amerika dan China telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir, terutama di tengah pandemi COVID-19, ketika Presiden Amerika Donald Trump berulang kali menuduh Beijing gagal menghentikan penyebaran virus secara efektif.
Selain itu, tuduhan lama Trump terhadap China atas praktik perdagangan yang tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual mendorongnya untuk melakukan perang dagang terhadap negara tersebut dimulai pada 2018. Pada Januari 2020, setelah berbulan-bulan perang tarif Amerika dan China mengarah pada kesepakatan yang bertujuan untuk mengakhiri konflik.