Angkatan Udara Amerika sedang mencari pengganti drone MQ-9 Reaper yang menggabungkan kemampuan kecerdasan buatan.
Life Cycle Management Center pada 3 Juni memosting permintaan informasi untuk mencari gagasan “Generasi Berikutnya dari sistem udara tak berawak guna untuk intelijen, pengawasan, dan pengintaian sekaligus serangan yang akan menggantikan Reaper.
Pengajuan untuk kompetisi harus mencakup teknologi seperti mesin pembelajaran, teknik digital, sistem misi terbuka dan teknologi lainnya.
Selain itu, pemberitahuan itu mengatakan pengiriman harus mempertimbangkan sistem intelijen buatan Skyborg yang dikembangkan oleh Laboratorium Penelitian Angkatan Udara untuk sistem loyal wing yang akan mendampingi jet tempur berawak dalam pertempuran. Mereka akan terbang bersama untuk mengirimkan amunisi maupan melakukan tugas pengintaian.
Reaper yang juga disebut Predator B, diperkenalkan pada 2007 sebagai pesawat tak berawak pemburu-pembunuh menggantikan MQ-1 Predator. Reaper lebih besar, lebih cepat dan dapat mengangkat persenjataan yang jauh lebih banyak, serta bisa di udara lebih lama daripada Predator. Menurut perkiraan anggaran Pentagon 2019, harga satu unit MQ-9 Reaper sekitar US$ 16 juta atau sekitar Rp224 juta.