Anggaran Militer Global Capai Level Tertinggi, Jerman Paling Cepat Melesat
Leopard 2 Jerman

Anggaran Militer Global Capai Level Tertinggi, Jerman Paling Cepat Melesat

Pengeluaran pertahanan Jerman melonjak hingga 10 persen antara tahun 2018 dan 2019. Peningkatan ni lebih cepat daripada kekuatan utama lainnya.

Berdasarkan data yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) komitmen pertahanan Berlin mencapai setara dengan US$ 49,3 miliar pada tahun 2019, tumbuh lebih cepat daripada 15 negara teratas dunia dalam pengeluaran militer.

Peningkatan pengeluaran terjadi di tengah kritik berulang Presiden Amerika Donald Trump terhadap Jerman dan anggota NATO Eropa lainnya atas kegagalan mereka memenuhi target pengeluaran militer sebesar 2 persen dari PDB yang ditetapkan pada pertemuan puncak aliansi 2014 di Wales.

Washington telah berulang kali menyindir Kanselir Jerman Angela Merkel karena kegagalannya meningkatkan komitmen pertahanan, meskipun Jerman adalah salah satu dari 19 anggota aliansi yang gagal memenuhi persyaratan pengeluaran.

Jerman telah berkomitmen sekitar US$ 50 miliar untuk pertahanan pada tahun 2020, meningkatkan pengeluaran dari 1,23 persen PDB untuk pertahanan pada 2018 menjadi 1,38 persen tahun ini. Merkel juga berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan Berlin menjadi 1,5 persen dari PDB pada tahun 2023, dan menjadi 2 persen pada tahun 2031.

Kembali ke era 80-an

Dalam laporan SIPRI yang dirilis Senin 27 April 2020 itu disebutkan bahwa pembelanjaan militer global naik ke level tertinggi dalam 10 tahun terakhe. Laporan itu mengatakan bahwa pembelanjaan militer global pada 2019 naik menjadi $ 1,917 miliar atau sekitar Rp29.720  triliun , peningkatan tahunan sebesar 3,6% yang menempatkan pembelanjaan terbesar sejak 2010.

“Pengeluaran militer mencapai tingkat tertinggi sejak akhir Perang Dingin pada tahun 1989,” kata Nan Tian, ​​peneliti SIPRI sebagaimana dilaporkan Reuters.

Anggaran yang dialokasikan oleh Amerika Serikat tetap yang pertama di bidang ini, dan meningkat sebesar 5,3% pada tahun 2019 menjadi $ 732 miliar, atau 38% dari pengeluaran global. Setelah tujuh tahun menurun, pengeluaran militer negara itu naik lagi pada 2018.

Di belakang AS, China mengeluarkan dana untuk belanja militer sebesar $ 261 miliar, naik 5,1 persen selama satu tahun. Kemudian disusul India dengan jumlah belanja $ 71,1 miliar (+ 6,8 persen lebih dari setahun).

Pengeluaran militer China selama 25 tahun terakhir telah paralel dengan kurva pertumbuhan ekonomi negara itu. Investasi tersebut mencerminkan keinginan China untuk menjadi “tentara kelas dunia,” menurut Nan Tian.

“China secara terbuka menyatakan bahwa mereka terutama ingin bersaing dengan Amerika Serikat sebagai negara adidaya militer,” tambahnya.

Di India, Simon Wiseman, peneliti lain di Sipri, mengatakan bahwa ketegangan dan persaingan India dengan Pakistan dan China menjadi satu di antara faktor-faktor dalam meningkatkan pengeluaran militer negara-negara tersebut.

Lima negara teratas dalam hal pengeluaran militer – termasuk Rusia dan Arab Saudi – semuanya menghabiskan lebih dari 60 persen pengeluaran militer global.

Adapun Jerman, yang berada di peringkat ketujuh di belakang Perancis, mencatat peningkatan terkuat dalam daftar 15 negara dengan pengeluaran terbesar. Jerman meningkatkan pembelanjaannya sebesar 10% pada 2019 menjadi $ 49,3 miliar, sebagian karena kekhawatiran akan ancaman Rusia, menurut penulis laporan itu.

Sementara Tian mencatat bahwa pertumbuhan pengeluaran militer telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengingatkan pada saat yang sama bahwa kecenderungan ini dapat dibalikkan oleh virus Corona, yang mengguncang ekonomi global.

Ketika dunia menuju ke resesi, Tian mengatakan pemerintah harus meninjau pengeluaran militer dan mengarahkannya ke sektor-sektor seperti kesehatan dan pendidikan.

Tian mengatakan bahwa apa yang sedang terjadi “kemungkinan akan berdampak nyata pada pengeluaran militer.”

Tetapi ia menunjukkan bahwa penurunan pengeluaran militer dalam konteks krisis tertentu tidak bertahan lama sama sekali.

“Kita bisa melihat penurunan pengeluaran untuk periode satu hingga tiga tahun, kemudian peningkatan baru di tahun-tahun mendatang,” katanya

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.