Garda Revolusi Islam akan menerima pengiriman drone jarak jauh Fotros yang dibangun oleh Organisasi Industri Penerbangan Iran dan pernah dianggap sebagai prototipe yang ditinggalkan.
Komandan Divisi Drone Garda Revolusi Iran Kolonel Akbar Karimloo kepada Kantor Berita Tasnim, mengindikasikan bahwa drone akan dikirimkan dalam waktu dekat.
Pertama kali diluncurkan pada November 2013, Fotros adalah drone besar multiguna yang mampu melakukan operasi pengintaian dan pertempuran, dengan jangkauan operasional hingga 2.000 km dan waktu ketahanan hingga 30 jam.
Drone dikatakan memiliki langit-langit penerbangan 7.600 meter dan memiliki kemampuan untuk dipersenjatai dengan rudal udara ke permukaan yang dipandu presisi atau rudal anti-tank.
Penampilan luar drone mirip dengan desain yang ditemukan di banyak desain drone teknologi tinggi Barat, termasuk hidung bulat yang mirip dengan Predator Amerika. Tempat ini diperkriakan sebagai pusat avionik UAV. Drone menggunakan desain sayap lurus, ekor twin-boom, dan mesin yang dipasang di belakang.
Iran adalah salah satu dari segelintir negara di dunia dengan kemampuan untuk memproduksi desain drone domestik. Selain Fotros, negara ini memiliki sekitar setengah lusin UAV militer lainnya yang sudah dalam produksi.
Industri militer negara ini telah menikmati kesuksesan dalam pengembangan dan produksi berbagai macam peralatan militer buatan sendiri terlepas dari kenyataan bahwa anggaran militernya beberapa kali lebih kecil daripada negara pesaingnya.
Stockholm International Peace Research Institute memperkirakan bahwa negara tersebut membelanjakan setara dengan US$ 13 miliar untuk pertahanan pada tahun 2018. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Israel menghabiskan sekitar US$ 649 miliar, US$ 67,6 miliar dan US$ 15,9 miliar untuk pertahanan selama periode yang sama.