Militer Rusia telah sangat menutup informasi tentang pengembangan penerus dari sistem rudal anti-balistik A-135 Amur, yang mendapat tugas khusus untuk menjaga langit ibukota Rusia selama 25 tahun terakhir.
Namun, kadang-kadang sedikit informasi yang masuk, memungkinkan pengamat untuk mengumpulkan rincian tentang kemampuan sistem baru ini.
Pengembangan sistem pertahanan rudal A-235 Nudol berawal dari akhir tahun 1970-an, ketika biro desain Nym Vympel yang sangat rahasia ditugaskan untuk menciptakan sistem pertahanan rudal guna menggantikan A-135 Amur. Pengembangan A-135 dimulai pada tahun 1971, dan berhasil digunakan pada tahun 1995.
Pekerjaan Moskow menciptakan sistem pertahanan rudal untuk ibukota diizinkan berdasarkan ketentuan Antiballistic Missile Treaty, 1972 antara Uni Soviet dan Amerika Serikat yang membatasi jumlah kompleks anti-balistik yang dapat diproduksi masing-masing negara sebanyak dua unit dan masing-masing dipersenjatai hingga 100 rudal anti-balistik.
Namun pekerjaan pada A-235 dibekukan pada 1990-an karena kurangnya dana dan hubungan yang cair antara Moskow dan Washington. Pada 2011 Almaz-Antey akhirnya kembali bekerja membangun sistem ini, sembilan tahun setelah pemerintahan Bush secara sepihak mengakhiri Antiballistic Missile Treaty
Pada tahun-tahun setelahnya, A-235, dengan nama sandi ‘Nudol’, telah menjadi salah satu rahasia industri pertahanan Rusia yang dijaga ketat.
Sejumlah informasi yang tersedia menyebutkan rudal pencegat A-235 akan menggunakan radar Don-2N dan rudal yang sangat besar serta jaringan sistem peringatan dini radar di luar Moskow yang memberikan panduan untuk A-135. Namun upgrade diperkirakan akan dilakukan untuk mengakomodasi rudal baru.
Selain rudal balistik, A-235 diperkirakan akan mampu menghadapi dan mengalahkan pesawat ruang angkasa berawak dan tak berawak di dekat ruang angkasa.
Sistem ini akan terdiri dari beberapa jenis roket berbahan bakar padat, dengan jangkauan hingga 1.500 km, dan kemampuan untuk berakselerasi hingga kecepatan hingga 10 Mach.
Tidak seperti pendahulunya, A-235 diharapkan menggunakan gaya kinetik, yaitu menghancurkan targetnya dengan kecepatan tinggi, bukan hulu ledak.
Ciri penting lain dari A-235 adalah mobilitas – dengan hulu ledak pencegat diharapkan dapat dipasang di atas kendaraan.
Pengujian Nudol diperkirakan telah dimulai pada tahun 2014 atau 2015 di Plesetsk Cosmodrome di Rusia barat laut, dengan sekitar sepuluh tes diyakini telah selesai sejak saat itu. U
ji terakhir dilaporkan terjadi minggu lalu, ketika Komando Luar Angkasa Amerika melaporkan Rusia melakukan uji coba rudal anti satelit yang langsung naik.
Peluncuran dilaporkan terjadi dari Plesetsk pada 15 April, dan Popular Mechanics berspekulasi rudal yang digunakan mungkin adalah A-235. Militer Rusia belum memberikan informasi mengenai tes yang dicurigai itu.
Meskipun A-235 diperkirakan akan menjadi peningkatan yang signifikan atas A-135 Amur, sistem lama sebenanrya masih sangat mampu melindungi langit di sekitar Moskow. A-135 memiliki fitur deteksi target dan sistem pelacakan otomatis, termasuk kemampuan untuk membedakan antara hulu ledak palsu dan nyata. Sistem ini telah menerima beberapa peningkatan, dengan memanfaatkan miniaturisasi komponen yang dimungkinkan pada tahun 2000-an.
Mengomentari kemampuan yang diharapkan Nudol, Viktor Murakhovsky, pemimpin redaksi Arsenal of the Fatherland, sebuah majalah militer Rusia, berspekulasi bahwa secara fungsional, A-235 pada dasarnya akan menjadi versi A-135 yang sangat modern, dengan misi utama tetap sama yakni menjaga Moskow dan kawasan industri Rusia tengah dari serangan rudal antarbenua.
Adapun kemampuan anti-satelit Nudol, pengamat mencatat ini akan menjadi fitur yang sangat disambut baik, karena niat Amerika untuk menerapkan sistem senjata baru di ruang angkasa sangat mengkhawatirkan. Nudol secara efektif melawan ancaman semacam itu.
Menurut Murakhovsky rencana untuk membuat A-235 bersifat mobil juga penting mengingat inisiatif inisiatif Prompt Global Strike Pentagon, sebuah konsep serangan udara konvensional presisi secara massal dimaksudkan untuk memenggal kemampuan lawan untuk membalas serangan tanpa menggunakan penggunaan senjata nuklir.
