Industri pertahanan Iran meluncurkan sepasang sistem radar bertahap 3D pada sebuah upacara yang dihadiri oleh para pemimpin militer senior pada Minggu 20 April 2020.
Sistem radar ini diyakini akan secara radikal meningkatkan kemampuan pertahanan udara Iran, dan membuat negara itu kurang rentan terhadap serangan mendadak.
Kantor Berita Tasnim melaporkan radar, yang diberi nama Khalij-e Fars dan Moraqeb didemonstrasikan kepada Komandan Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi dan Panglima Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Brigjen Alireza Sabahifard.
Khalij-e Fars digambarkan sebagai radar array bertahap 3D dengan jangkauan operasional lebih dari 800 km dan kemampuan untuk mendeteksi target udara konvensional, serta pesawat siluman dan rudal balistik tersembunyi.
Sementara itu, Moraqeb adalah sistem radar bertahap 3D mobile dengan jangkauan 400 km. Radar ini mampu mendeteksi target dengan akurasi tinggi, dan mengidentifikasi objek terbang dengan penampang radar kecil, termasuk UAV ketinggian rendah.
Radar dikembangkan dalam kerja sama antara perusahaan di Iran dan pasukan pertahanan udara Angkatan Darat.
Peluncuran sistem baru ini dilakukan menyusul pengiriman tiga jenis baru sistem drone yang dikembangkan di dalam negeri untuk digunakan oleh Angkatan Udara dan unit Pertahanan Udara pada hari Sabtu.
#Iran Army (Artesh) Air Defence Forces unveiled 2 radars, Khalij-e Fars (Persian Gulf) and Moragheb
Khalij-e Fars (actually it's a Nazir!) is an early warning radar with max. 800km range based in Hormozgan province
Moragheb is an AESA radar with max. range up to 400km pic.twitter.com/2pM11iGTtu
— Sheyxan (@MuslimTurk1) April 19, 2020
Terlepas dari kenyataan bahwa negara itu membelanjakan anggaran pertahanan yang lebih sedikit daripada negara-negara pesaing regional dan globalnya, seperti Amerika Serikat, Arab Saudi atau Israel, sektor pertahanan Iran telah berulang kali menunjukkan kemampuannya untuk bertahan melawan bahkan terhadap rancangan asing yang paling maju. .
Bulan lalu, Iran melaporkan mendeteksi dan memperingatkan jet tempur F/A-18 Super Hornet saat mendekati wilayah udara Iran di dekat kota pelabuhan Bandar Abbas. Media berspekulasi bahwa jet terdeteksi menggunakan radar Fat’h 14 yang dibuat di dalam negeri.
Pada bulan Juni, 2019, sistem pertahanan udara Khordad-3 Iran menembak jatuh pesawat mata-mata Global Hawk RQ-4 seharga US$ 220 juta saat memasuki wilayah udara Iran di atas Selat Hormuz.
Pengembangan sistem radar jarak jauh baru adalah penting, karena penyebaran puluhan pangkalan militer Amerika di sepanjang perbatasan Iran, dari Turki dan Irak hingga Kuwait, Arab Saudi, Qatar, UEA, Oman, Afghanistan, dan Pakistan.
Secara teoretis penyebaran Khalij-e Fars atau Moraqeb di sepanjang pantai selatan Iran akan memungkinkan salah satu sistem untuk dengan mudah memonitor aktivitas militer Amerika di Pangkalan Udara Ul Udeid di Qatar, yang menampung kontingen personel militer terbesar Amerika di Timur Tengah. Pangkalan ini juga menjadi markas utama Komando Sentral.