Sebelumnya dilaporkan Angkatan Laut China melakukan latihan militer selama akhir pekan ketika negara itu mulai normal setelah diserang oleh wabah koronavirus.
Kehadiran kapal perang China di Laut China Selatan tidak ada yang menyaingin karena Angkatan Laut Amerika ‘libur’ patroli setelah mereka yang ganti sibuk dengan virus yang menular cepat tersebut.
Tetapi bukan berarti Amerika diam. Ketika Angkatan Laut tidak bisa menjalankan usahanya, Angkatan Udara yang ambil peran unjuk kekuatan.
Angkatan Udara Amerika yang ditempatkan di Pangkalan Udara Andersen yang terletak di Guam baru-baru ini menunjukkan kekuatan militer mereka dengan mengorganisir apa yang disebut “Elephant Walk ” di landasan pacu mereka yang melibatkan berbagai pesawat dari pembom strategis B-52 Stratofortress yang besar dan KC- 135 Stratotanker hingga drone MQ-4C Triton.
Elephant Walk melibatkan sekelompok pesawat yang terbang dalam formasi yang ketat. Namun, Pangkalan Udara Andersen tampaknya terbatas hanya pada bagian taksi karena halaman Facebook resminya tidak menyebutkan melakukan latihan di udara.
Pangkalan militer Amerika di Guam melenturkan ototnya ketika dua kapal induk Angkatan Laut Amerika yang beroperasi di Pasifik saat ini tidak dapat berpatroli di Laut Cina Selatan yang disengketakan, karena wabah koronavirus.
Washington biasanya mengirim kapal-kapal perusak dan kapal induknya ke wilayah itu dengan dalih melakukan kebebasan operasi navigasi.
Sebaliknya, militer China secara bertahap memulihkan kemampuannya karena negara tersebut berhasil memerangi pandemi. Salah satu laporan pertama latihan China di Laut Cina Selatan muncul pada 7 April. Kapal permukaan, kapal selam, dan jet tempur China melakukan latihan militer menggunakan amunisi ketika negara tersebut mulai melaporkan nol kasus COVID-19 baru.
https://www.facebook.com/Andersen36WG/posts/3861009137274436