India saat ini merencanakan armada kapal selam bertenaga nuklir, tetapi India tidak akan meninggalkan kapal selam konvensional.
Sebagai gantinya, mereka akan dilengkapi dengan 6 kapal Kalvari bertenaga konvensional yang dibangun secara lokal dan 6 kapal selam dari proyek Project-75I. Kapal diesel-listrik konvensional ini akan menjadi pilar penting kemampuan kapal selam India.
Kelas Kalvari adalah versi khusus desain Scorpène Prancis yang dibangun untuk Angkatan Laut India. Saat ini dua sudah dalam layanan, dua lagi sedang dalam uji coba dan dua sedang dalam pembangunan. Bersama dengan tipe Project-75I mereka akan menggantikan kelas Shishumar yang menua. Kapal ini berasal dari type -209 Jerman. Selain itu juga akan mengganti kelas Sindhughosh (Kilo).
Sedangkan Project-751 yang direncanakan akan memiliki lompatan kemampuan karena menggunakan Air Independent Propulsion (AIP) yang memungkinkan kapal selam untuk tetap terendam dalam waktu yang lama. India belum menentukan siapa mitra luar neger yang akan diajak membangun Project-75I. Perusahaan Jerman, Prancis, Korea Selatan, Spanyol, Italia dan Rusia berpotensi untuk mengambil posisi tersebut.

Tetapi proyek pembangunan kapal selam baru ini tidak akan mengirimkan kapal selam secepat yang diharapkan Angkatan Laut. Rusia memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan kapal selam Kelas Kilo yang lebih diperbarui. Kondisi ini akan menjadikan India akan kembali mengoperasikan enam kelas Kilo. Kapal ini akan melayani lebih lama guna menjembatani kesenjangan akibat lamanya kedatangan Project-751.
Sebagaimana ditulis pakar kapal selam dan perang bawah laut H I Sutton di Forbes Rabu 1 Maret 2020, dua dari Kilo asli sudah tidak berfungsi; INS Sindhurakshak hilang dalam kecelakaan di pelabuhan Mumbai pada 2013 dan INS Sindhuvir dijual ke Myanmar tahun lalu. Kesepakatan dengan Rusia dilaporkan di media lokal, akan menghasilkan tiga Kilo yang dipasok dan juga untuk perpanjangan masa pakai pada tiga armada Kilo yang ada di India.
Rusia pernah menjadi sumber utama kapal selam India. Namun pasar itu direbut Jerman setelah India pada 1980-an membeli empat kapal selam Shishumar Type-209. Dan kapal berikutnya dibeli dari Prancis yang menjual desain Scorpène ke India.
Proposal Rusia dapat memanfaatkan beberapa tekanan dari situasi ini, yakni mendesaknya waktu. Tapi kapal-kapal Rusia sendiri tidak baru, namun kapal lama yang direparasi dan ditingkatkan agar kembali layak. Tetapi mereka tidak dapat dianggap sebagai kapal selam yang benar-benar modern.
Satu kemampuan penting yang diberikan Kilo kepada India adalah rudal jelajah yang diluncurkan oleh kapal selam. Mereka dilengkapi dengan rudal 3M-14E Club-S Rusia yang mirip dengan Tomahawk Amerika. Namun jaraknya lebih pendek yakni di bawah 200 mil.
Rusia masih mendapatkan citra baik karena membantu India dengan program kapal selam nuklir. Dan kesepakatan Kilo dapat membuat Rusia membuka peluang ke kesepakatan Project-75I. Jadi tahun 2030-an bisa jadi Rusia kembali ke posisi utamanya sebagai mitra kapal selam eksternal India. Namun Rusia sendiri sejauh ini belum membuktikan mampu membuat kapal selam dengan teknologi AIP.