Senapan sniper full-bore ASVK, dikembangkan oleh pabrik produksi senjata Degtyarev pada akhir 1990-an dan mulai beroperasi dengan Angkatan Bersenjata Rusia pada 2013.
Harian Izvestia mengutip sebuah sumber tanpa nama di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa penembak jitu kini dapat menggunakan senapan sniper tersebut untuk menembak jatuh helikopter musuh ketika dalam penyergapan.
Sumber itu menambahkan bahwa selama latihan Sniper Frontier baru-baru ini, prajurit yang dipersenjatai dengan ASVK mengasah taktik baru memukul mundur serangan helikopter musuh.
Kolonel Valery Yuryev, wakil ketua Union of Paratroopers Rusia tidak secara jelas mengatakan senapan itu bisa menembak jatuh helikopter dan hanya mengatakan kepada Izvestia bahwa kaliber besar ASVK memungkinkan seorang prajurit untuk memberikan tembakan akurat pada jarak sekitar 1,24 kilometer.
Dia mengatakan bahwa peluru kaliber senapan 12,7 kaliber itu menjamin bisa menekan pengangkut personel lapis baja, kendaraan tempur infantri atau kendaraan tempur udara. Peluru itu juga mampu dengan mudah menembus armor helikopter serta kaca antipeluru yang melindungi pilotnya.
Video of Central Military District snipers conducting urban training with a 12.7mm ASVK sniper rifle and a VSS-M. They engaged targets at up to 900 meters. https://t.co/oUdo8KvKSP pic.twitter.com/7DfZvwclll
— Rob Lee (@RALee85) October 11, 2019
Menurut Yuryev, penembakan acak pada target kecepatan tinggi tidak efektif, sehingga sangat penting bagi penembak jitu untuk mengambil posisi menembak terlebih dahulu dan kemudian melakukan tembakan presisi.
Senapan Degtyarev, yang masuk layanan pada 2013, dikonfigurasikan dengan bullpup, yang berarti pemicu ASVK dipasang di depan magazine dan mekanisme penembakan.
Ini secara signifikan mengurangi panjang total senjata sambil mempertahankan panjang laras, membuat senapan lebih kompak.