Pentagon telah memerintahkan komandan militer mereka di Irak untuk mempersiapkan sebuah operasi militer besar-besaran untuk menggempur sejumlah kelompok yang didukung Iran.
The New York Times mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya melaporkan Jumat 26 Maret 2020 melaporkan Kementerian Pertahanan Amerika telah mengeluarkan arahan rahasia untuk mempersiapkan kampanye untuk menghancurkan kelompok milisi yang didukung Iran yang telah mengancam lebih banyak serangan terhadap pasukan Amerika.
Kataib Hezbollah dan pasukan paramiliter Iran – anggota Korps Pengawal Revolusi Islam disebutkan kemungkinan menjadi target eskalasi yang direncanakan.
Presiden Donald Trump, dilaporkan yang memunculkan rencana tersebut selama pertemuan 19 Maret di Oval Office.
Namun Komandan tertinggi Amerika Serikat di Irak, Letnan Jenderal Robert P. White sebagaimana dikutip The New York Times menyatakan keraguan mengenai kelayakan rencana Pentagon tersebut.
White menanggapi arahan dengan pesan internal yang menunjukkan bahwa operasi seperti itu bisa “berdarah dan kontraproduktif”, dan mengancam perang dengan Iran.
Komandan tertinggi itu juga mencatat bahwa kampanye baru akan membutuhkan ribuan tambahan tentara Amerika untuk dikerahkan ke Irak serta mengalihkan sumber daya dari misi utama mereka yakni melatih tentara Irak untuk memerangi ISIS.
Memo jenderal itu juga dilaporkan menekankan bahwa kampanye semacam itu akan memutus perjanjian yang ada dengan pemerintah Irak yang memungkinkan pasukan Amerika tetap tinggal di negara itu.
Urgensi untuk membuat rencana serangan terhadap kelompok-kelompok milisi pro-Iran dicirikan oleh para pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya sebagai langkah untuk mencegah apa yang diklaim sebagai serangan baru dari Kataib Hezbollah dan milisi Syiah lainnya terhadap pasukan Amerika. Kataib Hezbollah sendiri diduga memperingatkan para pejuangnya untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan Amerika dan mengancam akan membalas.