Kapal Selam Kelas Borei Mampu Kelabuhi Amerika
Kapal selam Alexander Nevsky/TASS

Kapal Selam Kelas Borei Mampu Kelabuhi Amerika

Militer Amerika gagal mendeteksi kapal selam proyek 955 atau kelas Borei Alexander Nevsky milik Rusia saat berlayar dari Armada Utara Rusia ke Pasifik. Hal ini karena tingkat kebisingannya yang rendah dan manuver khusus yang dilakukan di sepanjang jalur pelayaran.

Peristiwa itu terjadi beberapa tahun lalu tetapi baru diungkap mantan komandan kapal selam, Kapten. Kelas 1 Vasily Tankovid dalam wawancara dengan TASS.

“Sejauh menyangkut parameter silumannya, dalam hal ini kita jauh di depan kapal kita sendiri dan kapal asing. Karakteristik kapal Amerika jauh dari tingkat kebisingan rendah kita,” kata Tankovid tentang fitur-fitur The Alexander Nevsky.

Kapal selam melakukan perjalanan 42 hari dari Armada Utara ke Armada Pasifik pada tahun 2015. Selama perjalanan itu kapal ada di permukaan selama dua belas hari. Tankovid ingat bahwa Amerika Serikat baru mengetahui tentang pelayaran ketika kapal selam tiba di Vilyuchinsk, Semenanjung Kamchatka.

“Partisipasi pasukan armada, penggunaan kompeten kemampuan kapal selam dan manuver khusus mengganggu upaya Amerika Serikat untuk memantau kapal selam di jalan. Orang Amerika ‘bangun’ hanya ketika kami tiba di dermaga. Bahkan mereka kehilangan jejak kami pada titik tertentu, “kata Tankovid.

Kebisingan  rendah, jejak yang tak terlihat di air dan fitur tersembunyi lainnya membuat kapal selam kelas Borei Rusia tidak terlihat oleh banyak militer asing saat ini.

“Ini menjelaskan mengapa bahkan di Selat Bering, di mana pantai Amerika terlihat dengan mata telanjang, kami tetap tanpa berlayar melewati dengan sangat tenang,” kata Tankovid.

Alexander Nevsky adalah kapal selam strategis bertenaga nuklir kedua dari proyek 955 Kelas Borei. Kapal mulai dibangun di galangan kapal Sevmash di Severodvinsk pada 19 Maret 2004 dan selesai pada November 2010.

Secara resmi kapal selam itu menjadi bagian Armada Pasifik pada Desember 2013, tetapi secara teritorial tetap berada di Armada Utara untuk menguji senjata utamanya yakni rudal balistik Bulava. Kapal selam itu mampu membawa 16 rudal semacam itu