Saat ini rekor kapal selam terbesar di dunia tetap dipegang oleh Kelas Typhoon Rusia yang perkasa. Tetapi jika insinyur Rusia berhasil mungkin rekor itu akan terpecahkan.
Sebuah kapal tanker bawah laut bernama Pilgrim telah diusulkan untuk mengangkut gas alam cair (LNG) di Kutub Utara. Kapal tanker kapal selam akan benar-benar merayap di bawah es.
Biro Desain Malachite yang berbasis di St. Petersburg telah meluncurkan desain untuk kapal selam besar yang mampu membawa 170.000 hingga 180.000 ton. Itu jauh melebihi volume kapal selam sebelumnya.
Dengan panjang 1.180 kaki dan lebar 230 kaki, kapal selam tanker ini akan mengerdilkan Typhoon yang memiliki panjang di 574 kaki dan lebar 75 kaki. Jadi dalam hal volume kapal selam ini akan lebih dari enam kali ukuran Typhoon.
Pakar kapal selam H I Sutton dalam tulisannya di Forbes 9 Maret 2020 menyebutkan, untuk mendorong benda yang luar biasa besar ini, kapal akan didukung oleh tidak kurang dari tiga reaktor nuklir yang masing-masing menghasilkan 30 megawatt. K
ekuatan ini bisa mendorongnya pada 17 knot, yang hanya beberapa knot lebih lambat dari tanker biasa. Karena itu bukan kapal perang, para kru akan lebih kecil dengan standar kapal selam yakni hanya 25-28 orang.

Malachite telah merancang banyak kapal selam Rusia yang paling terkenal termasuk kapal selam rudal Kelas Severodvinsk yang tangguh. Selain itu juga membangun kapal selam rahasia Losharik yang terlibat dalam kecelakaan tragis tahun lalu. Mereka juga sedang mengerjakan Laika, yang mungkin akan menjadi kapal selam generasi selanjutnya milik Rusia.
Namun sejauh ini yang belum mereka bangun adalah proposal Pilgrim. Jika dibangun, kapal itu akan menjadi kapal selam tanker pertama di dunia. Sebenarnya gagasan untuk mengangkut hidrokarbon di bawah air bukanlah hal baru.
Ada beberapa proposal selama bertahun-tahun tetapi tidak ada yang membuahkan hasil. Pada 1950-an Amerika menganggapnya sebagai alternatif untuk pipa bawah laut dari ladang minyak di Alaska. Dan arsitek angkatan laut Belanda giat mengusulkan desain berdasarkan pada teknologi kapal selam multi-lambung yang saat itu cukup unik. Konsep multi-lambung ini kemudian digunakan oleh Typhoon.
Ide serupa juga muncul di Jepang. Pada tahun 1995 ada paten bagi kapal selam tanker untuk membawa karbon dioksida dalam bentuk cair di bawah es. Sekitar waktu yang sama sebuah paten diajukan di Rusia untuk sebuah “kapal tanker bawah air,” khusus untuk menavigasi rute Arktik yang diselimuti.
Belum terlihat bagaimana kapal tanker kapal selam dapat mengganggu dunia perdagangan minyak. Apalagi jika dipekerjakan di luar Kutub Utara. Mereka bisa kebal dari pembajakan. Atau mereka bisa mempersulit penegakan sanksi. Jika Pilgrim berhasil dibangun maka itu akan menjadi perubahan signifikan dalam lanskap kapal tanker.