Peta eksportir senjata terbesar di dunia tidak banyak berubah. Amerika, Rusia, Perancis, Jerman dan China masih menjadi negara terbesar dalam memasok peralatan militer di seluruh penjuru bumi. Bedanya jika Amerika mengalami peningkatan, Rusia justru turun.
Data terbaru yang dikeluarkan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyebutkan dalam kurun waktu 2015-2019 Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman dan China adalah eksportir utama.
Amerika menguasai 36 persen pasar senjata sementara Rusia 21 persen,Perancis 7,9 persen, Jerman 5,8 persen dan China 5,5 persen. Jika digabungkan lima eksportir global teratas menyumbang 76,2 persen dari total ekspor senjata selama lima tahun terakhir.
Who were the five largest arms exporters in 2015–19?
1) USA🇺🇸
2) Russia🇷🇺
3) France🇫🇷
4) Germany🇩🇪
5) China🇨🇳Together, they accounted for 76% of all arms exports in 2015–19. Read more on the trends in international #ArmsTransfers ➡️ https://t.co/sFVUAKQHOJ pic.twitter.com/RgtGbkBSy1
— SIPRI (@SIPRIorg) March 9, 2020
Sementara, importir terbesar selama periode yang sama adalah Arab Saudi, India, Mesir, Australia dan China, yang bersama-sama menyumbang sekitar 36,2 persen dari total pembelian.
https://twitter.com/SIPRIorg/status/1236920922499661824?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1236920922499661824&ref_url=https%3A%2F%2Fsputniknews.com%2Fmilitary%2F202003091078518579-russia-retains-number-two-spot-among-global-arms-exporters–think-tank%2F
SIPRI memperkirakan bahwa dibandingkan dengan periode antara 2010-2014, periode 2015-2019 memperlihatkan ekspor Amerika melonjak 23 persen, Perancis menikmati pertumbuhan 72 persen, dan Israel dan Korea Selatan meningkatkan ekspor masing-masing sebesar 77 persen dan 143 persen.
Rusia dan Italia di sisi lain telah kehilangan 18 persen dan 17 persen penjualan total selama periode yang sama.
What is the change in volume of international #ArmsTransfers between 2010–14 and 2015–19?
▫️#MiddleEast ⬆️ by 61%
▫️#Europe ⬆️ by 3.2%
▫️#Africa ⬇️ by 16%
▫️#Americas ⬇️ by 40%
▫️#Asia and #Oceania ⬇️ by 7.9%Full analysis ➡️ https://t.co/rOHOlBduS3 pic.twitter.com/fehV3OyfSt
— SIPRI (@SIPRIorg) March 9, 2020
Peneliti senior SIPRI Pieter D. Wezeman memperkirakan permintaan kuat dari Arab Saudi serta minat terhadap pesawat militer Amerika dari sekutu Eropa dan Asia telah membantu menjelaskan lompatan ekspor Amerika.
Alexandra Kuimova, peneliti lain di think tank mengindikasikan bahwa penurunan volume ekspor Rusia karena lepasnya pasar India dalam beberapa tahun terakhir.