Di tengah meningkatnya ketegangan antara pasukan Suriah dan turki, Angkatan Laut Rusia mengumumkan telah mengirim dua fregat, Admiral Makarov dan Admiral Grigorovich, ke Laut Mediterania. Kedua fregat Kelas Admiral Grigorovich ini dilengkapi dengan rudal Kalibr.
Kelas Admiral Grigorovich adalah salah satu kelas kapal perang paling modern milik Angkatan Laut Rusia, yang pertama ditugaskan pada Maret 2016, dan masing-masing dapat membawa hingga delapan rudal jelajah Kalibr, P-800 atau Zicron bersama dengan 24 rudal permukaan ke udara jarak menengah.
Kapal perang tersebut dilaporkan dilengkapi dengan rudal jelajah Kalibr, dan Admiral Grigorovich sebelumnya telah melakukan serangan terhadap target pemberontak di Suriah menggunakan rudal tersebut.
Penempatan mereka di Mediterinia menjadikan dua kapal ini mampu menyerang dua target di wilayah Idlib termasuk wilayah yang ditempai pasukan Turki. Bahkan kapal juga memungkinkan serangan udara terhadap target di seluruh wilayah Turki.
Ketegangan di Idlib terus meningkat yang mengarah pada bentrok dua negara yakni antara Suriah yang didukung Rusia dan pasukan Turki. Ankara telah kehilangan puluhan tentaranya akibat serangan udara yang dilakukan Suriah dan mengklaim menewaskan ratusan prajurit Suriah.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan ia telah meminta Presiden Vladimir Putin agar Rusia menyingkir dari Suriah dan meninggalkan Turki untuk berurusan dengan pasukan pemerintah Suriah sendirian. Hal ini disampaikan Erdogan Sabtu 29 Februari 2020 setelah 34 tentara Turki terbunuh minggu ini.
Pesawat tempur Suriah dan Rusia pada hari Sabtu terus melakukan serangan udara di kota Idlib, Saraqeb. Kota strategis itu berada di jalan utama internasional dan telah menjadi titik awal pertempuran dalam beberapa hari terakhir.
Serangan Turki menggunakan pesawat tak berawak dan rudal pintar Jumat malam menghantam markas Hizbullah dekat Saraqeb menewaskan sembilan anggotanya dan melukai 30 orang dan menjadi salah satu serangan paling berdarah pada kelompok yang didukung Iran di Suriah.
Berbicara di Istanbul, Erdogan mengatakan dia telah memberi tahu Putin dalam pembicaraan telepon untuk berdiri di samping dan membiarkan Turki “melakukan apa yang perlu” dengan pemerintah Suriah. Dia mengatakan Turki tidak bermaksud meninggalkan Suriah saat ini.
“Kami ke sana karena bukan atas undangan (Presiden Suriah Bashar al-Assad). Kami pergi ke sana karena kami diundang oleh rakyat Suriah. Kami tidak berniat untuk pergi sebelum orang-orang Suriah mengatakan, ‘Oke, ini sudah selesai,’ ” kata Erdogan sebagaimana dikutip Reuters.