Tak Punya Pilihan, Produsen Kapal Eropa Harus Konsolidasi
Kapal selam kelas Suffren di Naval Group Perancis

Tak Punya Pilihan, Produsen Kapal Eropa Harus Konsolidasi

Sektor Angkatan Laut Eropa tidak punya pilihan selain melakukan konsolidasi jika ingin tetap kompetitif dengan pendatang baru di pasar internasional seperti China, Rusia dan Korea Selatan.

CEO Naval Group Perancis Hervé Guillou pada konferensi pers terakhirnya sebelum pensiun pada 24 Maret 2020 mengatakan bahwa “selama 15 tahun terakhir kita telah melihat China,  Rusia,  Korea, Jepang, Singapura, India  tiba di pasar pertahanan angkatan laut. Mereka menimbulkan tantangan besar dan itulah sebabnya Eropa harus berkonsolidasi.”

Guillou mengatakan bahwa antara 2009 dan 2018,  tanpa memperhitungkan kapal kecil seperti kapal patroli lepas pantai dan kapal pemasok lepas pantai,  China memproduksi 136 kapal militer, yang 11 di antaranya diekspor. Sementara Rusia menghasilkan 68 dengan 14 di antaranya diekspor.

Hyundai Heavy Industries dan Daewoo Korea Selatan (sekarang dikonsolidasikan ke dalam satu bisnis) memproduksi 40 kapal dengan 13 di antaranya diekspor. Sementara galangan kapal Jepang membuat 19 buah yang semuanya digunakan sendiri. Dua pembuat kapal Amerika Serikat membuat 78 kapal, yang enam di antaranya diekspor. Untuk seluruh Eropa dengan 12 galangan menghasilkan 80 kapal dengan 49 di antaranya untuk pasar ekspor.

Angka-angka yang diberikan oleh Naval Group adalah perkiraan yang dipasok oleh kelompok ekonomi Eropa, Euroyards, yang menggunakan sumber-sumber seperti Stockholm International Peace Research Institute dan IHS Markit.

“Apa lagi yang bisa saya katakan?” kata  Guillou sebagaimana dilaporkan Defense News 22 Februari 2020. “Kami adalah satu-satunya di dunia yang harus mengekspor lebih dari setengah produksi kami untuk bertahan hidup.”

“Saya secara pribadi selalu mempertimbangkan, bahwa ekspor adalah peluang, tetapi yang ingin saya garis bawahi adalah bahwa dalam hal apa pun kami tidak punya pilihan. Orang Eropa tidak punya pilihan. Tidak satu pun pasar domestik Eropa yang cukup besar, termasuk pasar Perancis, untuk mempertahankan keterampilan dan tingkat daya saing yang saat ini kami nikmati dan merupakan satu-satunya hal yang memungkinkan Angkatan Laut Prancis menjadi angkatan laut kedua di dunia dari sudut pandang teknologi. ”

Guillou menambahkan bahwa Naval Group akan menjadi inti di mana “Naval Airbus” yang akan dibangun “karena kami memiliki sarana dan keinginan untuk melakukannya  dan perusahaan lain tidak.”

Dia juga mengumumkan bahwa Spanyol telah bergabung dengan upaya Yunani dan Naviris, perusahaan patungan antara Fincantieri dan Naval Grup Italia, untuk memenuhi program Patroli  Eropa. “Naviris akan melakukan empat kampanye di seluruh dunia,” kata Guillou tanpa memberikan rincian lebih lanjut.