Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper belum lama ini berbicara untuk mendukung mempertahankan triad nuklir yang merupakan kombinasi dari bomber berkemampuan nuklir, rudal balistik antarbenua, dan kapal selam rudal balistik.
Ketiga kaki triad — bomber B-2, rudal Minuteman III, dan kapal selam rudal balistik kelas Ohio — dijadwalkan akan diganti selama 20 tahun ke depan. Prosesnya akan mahal dan memakan waktu, yang mengarah ke pertanyaan yang jelas: bisakah Amerika bertahan dengan “diad” atau bahkan mungkin lebih sedikit?
Amerika Serikat memiliki sekitar 1.600 senjata nuklir strategis yang dikerahkan di seluruh dunia. Ini termasuk 400 hulu ledak pada 400 rudal antar-benua (ICBM) Minuteman III yang duduk di silo. Selain itu ada 900 hulu ledak di atas kekuatan 12 kapal selam rudal balistik kelas Ohio, dan 600 lainnya di pangkalan pembom Amerika untuk melengkapi B-52H Stratofortress dan B-2 Spirit. Amerika masih menyimpan 150 senjata nuklir taktis lainnya di pangkalan udara di Eropa dan memiliki 2.050 cadangan.
Amerika mempertahankan “triad” nuklir sejak awal 1960-an. Alasannya adalah bahwa setiap kaki dari triad sangat baik. Ketiganya bersama-sama saling mendukung, memberikan kekuatan nuklir yang bermanfaat di mana-mana.
Bomber lebih fleksibel karena dapat langsung menilai kerusakan yang dilakukan oleh serangan nuklir mereka, dan dapat ditargetkan ulang di tengah penerbangan. ICBM akurat, dapat diandalkan, dapat mencapai target mereka dalam waktu setengah jam atau kurang, dan dapat membawa muatan besar. Kapal selam dapat tetap di laut selama berbulan-bulan, tidak terdeteksi dan dapat menyerang target musuh secara tidak terduga.
Akhir Perang Dingin menempatkan persenjataan nuklir Amerika seperti berhenti, dan sistem pengiriman nuklir strategis baru belum dikembangkan selama lebih dari tiga dekade. Pentagon memperingatkan bahwa B-2 Spirit, Minuteman III, dan kapal selam rudal balistik kelas Ohio mendekati akhir masa tugas mereka dan harus diganti.
Program pembom B-21 Raider yang baru akan menelan biaya US$ 97 miliar (sekitar Rp1.353 triliun), rudal Ground Based Strategic Deterrent, yang dirancang untuk menggantikan Minuteman III, akan menelan biaya US$ 85 miliar (sekitar Rp1.185 triliun), dan kapal selam rudal balistik kelas Columbia yang baru akan menelan biaya US$ 115 miliar (sekitar Rp1.604 triliun). Biaya untuk mengganti sistem yang ada dan memelihara persediaan senjata saat ini akan menelan biaya US$ 1,2 triliun selama 30 tahun. Itu berarti sekitar Rp16.738 triliun!
Dengan biaya yang fantastis tersebut apakah Amerika masih perlu mempertahankan ketiga kekuatan nuklirnya?

Mari kita mulai dengan B-21 Raider yang akan menggantikan pembom B-2 Spirit dan B-1B Lancer. B-21 akan memiliki kemampuan ganda, yang berarti akan menerbangkan misi nuklir dan konvensional. B-21 akan membawa banyak senjata konvensional jarak jauh, membuatnya sangat berharga di masa depan, konflik non-nuklir. Jadi sepertinya meski menjadi program termahal kedua, B-21 masih diperlukan Amerika.
Lalu ada Ground Strategic Deterrent, pengganti Minuteman III. Alasan untuk ICBM kurang masuk akal di abad ke-21 karena rudal yang diluncurkan kapal selam telah jauh lebih akurat. Sejumlah pihak menilai silo ICBM yang tersebar di seluruh Amerika akan menarik perhatian lawan untuk serangan nuklir. Serangan semacam ini tidak hanya akan menghancurkan sistem silo rudal tetapi juga menyebarkan radioaktif ke wilayah yang luas. Jadi mari mempertimbangkan untuk membatalkan GBSD.
Sistem yang paling aman dari pemotongan adalah yang paling mahal, kapal selam kelas Columbia. Kapal selam rudal nuklir, sekali di laut akan sulit untuk dilacak dan diserang, dan kapal selam kelas Ohio saat ini tidak pernah dilacak oleh kapal selam musuh.

Ketika satu kapal selam tetap di laut dia dipersenjatai dengan 24 rudal Trident II D-5. Kekuatan asing akan sangat memikirkan balasan dari Columbia jiak berani menyerang Amerika dengan nuklir. Jadi kelas Columbia kemungkinan besar tetap dijalankan.
Sebagaimana ditulis Popular Mechanics opsi pertama adalah mengakhiri kekuatan ICBM, dan itu akan menghemat US$ 85 miliar yang akan digunakan untuk Ground Based Strategic Deterrent. Tetapi itu akan meninggalkan Amerika hanya diperkuat diad atau duet bomber dan kapal selam. Amerika bisa mendapatkan US$ 85 miliar itu untuk membeli lebih banyak senjata, menggunakannya untuk meremajakan armada pesawat Angkatan Udara Amerika atau untuk membantu menutup defisit.
Pilihan lain adalah menyingkirkan GBSD dan bomber B-21 Raider itu berarti menghemat US$ 182 miliar. Ini adalah titik di mana kekuatan nuklir Amerika menimbulkan risiko, karena kehilangan B-21 meninggalkan Amerika dengan hanya rudal Trident II D-5, dan tidak seperti bomber, sekali diluncurkan, Anda tidak dapat menghentikannya.
Patut diingat bahwa Inggris dan Prancis, setelah memangkas persenjataan nuklir mereka, keduanya memutuskan untuk tetap menggunakan pencegah nuklir yang diluncurkan oleh kapal selam mereka. Jadi sebenarnya layak untuk dipertanyakan masih layakkah Amerika mempertahankan triad nuklir? Atau cukup diad nuklir?