Kementerian Pertahanan Jepang mengumumkan mereka akan mulai memasang peralatan yang dapat memblokir rudal balistik Korea Utara dengan gelombang radio.
Tujuannya adalah untuk mencegah rudal mencapai target dengan mengganggu transmisi dan penerimaan gelombang radio antara rudal dan darat, yang mengarah ke penghancuran diri sendiri.
Penelitian akan segera dimulai dan akan mulai digunakan dalam waktu sekitar lima tahun.
Sebagaimana dilaporkan Sankei Shimbun, alat tersebut memungkinkan untuk menangani rudal segera setelah peluncuran, yang tidak mungkin dilakukan dengan peralatan saat ini.
Ketika Korea Utara meluncurkan rudal balistik, gelombang radio yang disebut telemetri mentransmisikan informasi dari rudal yang dipancarkan sepanjang trek.
Jika gelombang radio yang kuat dipancarkan ke gelombang radio antara rudal dan pangkalan darat mereka maka akan memunculkan gangguan seperti menghalangi transmisi / penerimaan atau mengirim sinyal yang salah serta posisi tidak dapat dikonfirmasi.
Juga diasumsikan bahwa program untuk rudal menghancurkan diri sendiri ketika sinyal kontrol dari pangkalan darat terganggu yang memunculkan situasi darurat bagi rudal. Gempuran gelombang radio ini ni juga akan menyulitkan Korea Utara untuk mengumpulkan data penerbangan rudal, yang dapat menghentikan kemampuannya untuk meluncurkan.
Kementerian Pertahanan Jepang telah menganggarkan 3,8 miliar yen untuk penelitian peralatan perang elektronik anti-pesawat terbang dalam proposal anggaran dua tahun.
