Sebuah helikopter milik Suriah dilaporkan ditembak jatuh di pedesaan Aleppo Jumat 14 Februari 2020. Ini adalah helikopter kedua yang ditembak jatuh dalam empat hari setelah sebelumnya sebuah Mi-17 Suriah juga mengalami nasib yang sama.
Kementerian pertahanan Suriah membenarkan bahwa awak salah satu helikopternya tewas setelah terkena rudal di pedesaan Aleppo barat.
Video-video helikopter yang jatuh dan lokasi kecelakaan itu diposting ke media sosial bersama dengan klaim bahwa pemberontak yang didukung Turki telah menembak jatuh helikopter dengan sistem rudal darat ke udara dipanggul atau MANPADS.
SANA mengatakan bahwa pasukan Angkatan Darat Suriah sedang melakukan operasi di daerah al-Rashidin di Aleppo barat. Helikopter yang jatuh itu memberikan dukungan udara.
Helikopter itu adalah yang kedua yang ditembak jatuh minggu ini setelah helikopter Mi-17 buatan Rusia dijatuhkan oleh roket yang ditembakkan dari provinsi Idlib pada hari Selasa. Ketiga krunya tewas.
geolocation of the most recent SyAAF Mil Mi-8/17 helicopter crash site https://t.co/EjnVxM2yI0 near al-Salloum, western Aleppo countryside pic.twitter.com/EovXyc0LZC
— Samir (@obretix) February 14, 2020
Tidak jelas kelompok pemberontak mana yang menjatuhkan helikopter atau dari mana mereka mendapatkan senjata. Ada sejumlah faksi dukungan Turki yang menentang pasukan Bashar al-Assad bertempur di daerah kantong barat laut
Turki telah memperkuat kehadiran militernya di daerah itu selama sepekan terakhir dengan tambahan pasukan khusus dan kendaraan militer. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk membalas setelah pasukan Turki terbunuh dalam dua insiden terpisah di barat laut.
Lima tentara Turki tewas Senin oleh tembakan artileri rezim di dekat sebuah pos di Idlib, sementara tujuh orang tewas seminggu sebelumnya ketika pejuang pro-rezim bentrok dengan pasukan Turki di dekat kota Saraqeb, di sebelah timur kota Idlib.
Erdogan mengatakan pada hari Rabu bahwa pesawat yang menargetkan daerah pemukiman sipil tidak akan dapat bergerak dengan bebas lagi.
“Kami memberikan segala macam dukungan kepada saudara-saudara Suriah kami yang mulai bergerak untuk mendorong rezim keluar dari garis Sochi,” katanya, merujuk pada apa yang disebut garis de-eskalasi yang disepakati dengan Rusia, pendukung utama Assad.
Kesepakatan itu telah berantakan dalam beberapa hari terakhir ketika rezim mendekati kantong terakhir dari wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah setelah sembilan tahun perang saudara.
Jika Turki menyediakan senjata anti-pesawat kepada pemberontak, itu bisa menimbulkan bahaya serius bagi pesawat rezim.
PBB mengatakan bahwa lebih dari 1.700 warga sipil telah tewas di zona de-eskalasi di barat laut Suriah sejak serangan rezim dimulai pada April 2019.