Militer Rusia berencana untuk mempersenjatai pembom strategis supersonik Tupolev Tu-160 dengan rudal hipersonik Kinzhal.
“Kemungkinan penempatan rudal Kinzhal pada pesawat Tu-160 sedang dipertimbangkan. Pekerjaan pada opsi ini akan selesai tahun ini,” kata sumber seorang sumber di industri pertahanan kepada TASS Senin 10 Februari 2020.
Sumber itu tidak menyebutkan, apakah senjata ini akan dibawa pembom Tu-160 operasional atau yang ditingkatkan. TASS belum memiliki konfirmasi resmi mengenai informasi ini.
Sumber lain di industri pertahanan Rusia mengatakan kepada TASS pada Juli 2018 bahwa ada rencana untuk menguji sistem rudal hipersonik Kinzhal di atas pesawat pengebom jarak jauh Tu-22M3.
Tu-160 adalah bomber pembawa rudal strategis supersonik dengan sayap menyapu variabel. Petinggi Rusia mengumumkan keputusannya pada 2015 untuk memulai kembali produksi pembom strategis Tu-160 dalam versi Tu-160M yang ditingkatkan di Kazan Aircraft Enterprise.
Pada tanggal 2 Februari 2020, prototipe Tu-160M ditingkatkan yang diturunkan dari pesawat pengebom Tu-160 operasional terbang ke langit untuk pertama kalinya.
Bomber yang ditingkatkan ini memiliki peralatan penerbangan dan navigasi canggih, komunikasi, radar baru, dan sistem penanggulangan elektronik. Pembom ini mampu membawa hingga 12 rudal jelajah strategis pada dua peluncur berputar di dalam badan pesawat.

Rudal hipersonik Kinzhal
Kinzhal adalah sistem udara terbaru Rusia yang terdiri dari pesawat MiG-31K sebagai kendaraan pengiriman dan rudal hipersonik.
Menurut laporan media, Kinzhal adalah versi udara dari sistem rudal taktis Iskander. Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan sistem rudal hipersonik yang diluncurkan udara Kinzhal di State of the Nation Address-nya kepada Majelis Federal pada Maret 2018.
Saat ini, satu skuadron pesawat MiG-31K yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik sedang dalam tugas tempur eksperimental di Distrik Militer Selatan Rusia.