Turki menggerakkan pasukan khususnya ke pos-pos pengamatan di zona eskalasi Idlib. Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa perjanjian yang berkaitan dengan Idlib Suriah dan wilayah timur Sungai Efrat telah gagal.
“Konvoi 150 truk dengan pasukan khusus, peralatan militer, dan amunisi mencapai perbatasan Suriah di provinsi Hatay, Turki selatan, dari tempat itu akan dilanjutkan ke Suriah,” demikian dilaporkan Kantor Berita Anadolu Jumat 7 Februari 2020.
Sebelumnya, lima tentara Turki dan tiga warga sipil tewas di provinsi tersebut setelah serangan udara tentara Suriah, menurut Ankara.
Pada 5 Februari, presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan membahas melalui telepon tentang serangan baru-baru ini terhadap militer Turki di provinsi Idlib.
Menurut presiden Turki, serangan terhadap prajurit Turki yang dikerahkan ke wilayah tersebut untuk mencegah konflik di Idlib membahayakan upaya bersama untuk menjaga perdamaian di Suriah.
Erdogan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menekan Presiden Suriah Bashar Assad, untuk mengakhiri serangan angkatan bersenjata Suriah di Idlib, di mana zona penyangga yang disepakati oleh Ankara dan Moskow berada.
Turki, bersama Rusia dan Iran, adalah penjamin gencatan senjata Suriah. Pada 2017, kedua pihak sepakat untuk mengatur zona de-eskalasi untuk mengurangi permusuhan di negara Timur Tengah