Kapal Selam Amerika Bawa Nuklir Daya Rendah, Rusia: Ini Berbahaya
Kapal selam kelas Ohio Amerika

Kapal Selam Amerika Bawa Nuklir Daya Rendah, Rusia: Ini Berbahaya

Pentagon mengkonfirmasi bahwa kapal selam mereka akan dilengkapi dengan rudal berhulu ledak nuklir rendah. Rusia khawatir langkah ini sebagai isyarat Washington dapat melancarkan konflik nuklir terbatas.

Pejabat tinggi kebijakan Pentagon mengatakan kepada The Associated Press minggu ini bahwa hulu ledak nuklir dengan daya rusak yang lebih rendah telah dipasang pada rudal balistik antarbenua Trident II yang dibawa oleh kapal selam nuklir.

John Rood, Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan mengatakan penyebaran hulu ledak hasil rendah menurunkan risiko perang nuklir dengan membantu mencegah Rusia dari memulai konflik nuklir terbatas.

Moskow telah menolak tuduhan Amerika bahwa Rusia mempertimbangkan konflik semacam itu. Pemerintah Rusia telah lama mengkritik rencana Pentagon untuk mengembangkan senjata nuklir hasil rendah, dengan alasan bahwa konflik nuklir terbatas pasti akan meningkat menjadi perang nuklir besar-besaran.

Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa penempatan rudal baru merupakan indikasi bahwa Amerika Serikat memandang konflik nuklir intensitas rendah sebagai opsi yang layak. Dia menggambarkan langkah Amerika sebagai “sangat mengkhawatirkan.”

“Ini adalah cerminan dari fakta bahwa Amerika menurunkan ambang nuklir dan menganggapnya mungkin untuk melakukan perang nuklir terbatas dan memenangkan perang semacam itu,” kata Ryabkov sebagaimana dikutip Military Times Kamis 6 Februari 2020.

Dia menuduh Washington menghalangi proposal Moskow tahun 2018 untuk menegaskan kembali pernyataan bersama Presiden Amerika Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985 yang mengatakan “perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh dilawan.”

Ryabkov mengatakan bahwa Amerika berisiko terhadap apa yang ia gambarkan sebagai “melayang ke arah yang berbahaya, kemunduran menuju perencanaan skenario bencana yang benar-benar tidak dapat diterima.”

Sebuah perjanjian pengawasan senjata penting yang ditandatangani Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev tiga dekade lalu sudah mati, memicu kekhawatiran perlombaan senjata global baru.

Tahun lalu, Amerika dan Rusia menarik diri dari Perjanjian Intermediate-range Nuclear Force (INF) 1987. Kremlin mengatakan bahwa Washington juga tampaknya enggan memperpanjang perjanjian New START, kesepakatan kontrol senjata yang tersisa antara Rusia dan Amerika, yang akan berakhir pada 2021.