Pentagon mengakui serangan rudal terhadap pangkalan Irak yang digunakan pasukan Amerika mengakibatkan 64 personel militer mereka mengalami cedera otak atau gegar otak. Iran menanggapi berbeda istilah cedera otak tersebut.
Menurut juru bicara Korps Garda Revolusi Islam “cedera otak” yang diderita oleh tentara Amerika setelah serangan balasan Iran sebenarnya adalah jumlah pasukan yang tewas.
“Kami menyimpulkan bahwa apa yang Amerika Serikat umumkan terkait dengan cedera otak akibat serangan terhadap Ayn al-Asad menjadi metafora bagi pasukan Amerika yang tewas,” kata Brigadir Jenderal Ramezan Sharif dalam tulisannya di harian Iran Vatan-e-Emrooz dan dikutip Press TV.
Sharif mengungkapkan keyakinan bahwa istilah “trauma otak”, yang digunakan oleh Amerika, “baik ringan, sedang atau berat, mencerminkan jumlah orang yang meninggal, yang secara ragu-ragu mereka umumkan secara resmi”.
Dia menunjukkan bahwa istilah “cedera otak” terdengar aneh dan tidak jelas, karena satu-satunya kata umum yang berkaitan dengan pasukan yang terkena dampak adalah “terluka”.
Sharif mencatat bahwa dengan 13 rudal besar Iran yang menghantam pangkalan diperkirakan menyebabkan banyak korban musuh.
Dia menekankan bahwa jumlah yang terluka dalam serangan seperti itu biasanya “tiga hingga empat kali” lebih besar dari jumlah yang tewas.
“Tentunya saat kita mendekati pemilihan presiden Amerika, lebih banyak jumlah dan nama yang terkait dengan orang mati akan mengganggu kompetisi di antara partai-partai,” tambahnya.
Pada hari Jumat, juru bicara senior untuk Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, memperingatkan bahwa Washington harus mengantisipasi tanggapan yang lebih keras dari Iran jika melanjutkan kebijakan “tekanan maksimum” kepada Teheran.
Pada 8 Januari, Iran membalas pembunuhan komandan utamanya, Qasem Soleimani dengan meluncurkan sejumlah rudal balistik di dua pangkalan udara Amerika di Irak – Ayn al-Asad di Provnisi Al Anbar di Irak barat dan pos terdepan lainnya di Erbil, Kurdistan Irak.
Pemerintahan Trump diam sejenak, sebelum mengumumkan personel terluka dalam serangan Iran. Pada akhir Januari, Departemen Pertahanan Amerika mengatakan sekitar 50 personel militer Amerika didiagnosis menderita cedera otak traumatis atau gegar otak, karena sekitar 200 tentara ditemukan berada di zona ledakan serangan. Beberapa hari kemudian, Pentagon menamhkan jumlah pasukan yang terluka menjadi 64.