Minggu ini menandai peringatan ke-75 tenggelamnya Wilhelm Gustloff, sebuah kapal besar Nazi yang ditenggelamkan oleh kapal selam Soviet saat mengangkut ribuan pengungsi dari Front Timur.
Pada Januari 1945, Perang Dunia Kedua – yang di Soviet dikenal sebagai Great Patriotic War – memasuki babak final ketika Nazi Jerman menganut “Total War”atau “perang total” ketika pasukannya berjuang untuk menangkis Tentara Merah di timur dan pasukan Inggris dan Amerika di barat.
Pelabuhan Baltik Gotenhafen (sekarang Gdynia di Polandia) telah dikepung oleh Tentara Merah selama serangan Vistula-Oder.
Serangan yang sama juga yang membebaskan kamp konsentrasi Auschwitz, serta ibukota Polandia, Warsawa dan kota bersejarah Krakow.
Pada 30 Januari 1945, tepat setelah jam 9 malam, komandan kapal selam Soviet melepaskan empat torpedo ketika ia mendeteksi sebuah kapal besar yang sedang melakukan perjalanan ke barat, jauh dari Front Timur dan kembali ke Jerman.
Tiga dari torpedo menghantam kapal, Wilhelm Gustloff, di sisi lambungnya menyebabkan kerusakan parah yang membuatnya tenggelam dalam waktu 40 menit.
Ada hingga 10.000 orang di dalamnya, termasuk 5.000 anak-anak dan sekitar 1.000 personel Kriegsmarine (Angkatan Laut Jerman). Hanya 500 dari myang selamat dari dinginnya perairan es di Baltik.
Simpati Kecil untuk Korban Jerman
Kekejaman yang dilakukan Nazi dan besarnya orang tewas dalam Perang Dunia Kedua – lebih dari delapan juta orang di Uni Soviet saja – menjadikan tenggelamnya kapal yang membawa banyak warga sipil ini mendapat sedikit simpati di Inggris, Prancis atau Amerika Serikat. Selain Wilhelm Gustloff, kapal Jenderal von Steuben juga ditenggelamkan oleh S-13 dua minggu kemudian dengan hilangnya hampir 4.000 nyawa.
Wilhelm Gustloff adalah korban jiwa terbesar dalam sejarah maritim tetapi meskipun ribuan warga sipil terbunuh, itu bukan pelanggaran hukum internasional karena kapal tersebut telah dikomandoi oleh Kriegsmarine dan membawa personel serta peralatan militer.
Kapal ini dibangun sebagai kapal penumpang pada tahun 1937 untuk Kraft Durch Freude (Strength Through Joy), organisasi rekreasi rezim Nazi.
Awalnya disebut Adolf Hitler tetapi Fuhrer mengubah nama setelah duduk di sebelah janda Gustloff, seorang pemimpin Nazi di Swiss yang dibunuh oleh seorang siswa Yahudi pada tahun 1936. Gustloff juga disebut sebagai “blutzeuge” (martir karena Nazi) dan juga memiliki skuadron SS yang dinamai sama dengan kapalnya.
Ketika perang pecah, Wilhelm Gustloff diambil alih oleh Kriegsmarine dan diubah menjadi kapal rumah sakit.
Goebbels Menyatakan ‘Total War’
Pada bulan Februari 1943 – beberapa hari setelah marshal lapangan Jerman menyerah untuk pertama kalinya, di Stalingrad, Joseph Goebbels berpidato terkenal di mana ia menyatakan “perang total” terhadap Uni Soviet, Inggris dan Amerika.
Bagi Goebbels, “perang total” berarti tidak memberikan belas kasihan kepada warga sipil dan juga mengharapkan warga sipil Jerman mengorbankan segalanya untuk upaya perang, termasuk nyawa mereka.
This week marks the 75th anniversary of the sinking of the Wilhelm Gustloff – believed to be the largest loss of life in any shipwreck in history (more than 9,000 people). pic.twitter.com/PdpR80nkxf
— Total Crime (@totalcrime) January 27, 2020
Jadi hilangnya sekitar 12.000 nyawa warga sipil di Wilhelm Gustloff dan Jenderal von Steuben adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari kelanjutan “perang total.”
Pada tahun 2011 pemerintah Polandia memberlakukan zona pelarangan di sekitar bangkai kapal, yang berjarak sekitar 30 mil di lepas pantai, utara kota Towneba.
Zona pelarangan dirancang untuk melindungi bangkai kapal – yang pada dasarnya adalah kuburan massal – dari penyelam yang berburu harta karun atau piala perang.
Di antara harta yang dicari penyelam adalah sisa-sisa Ruang Amber yang legendaris, yang dicuri dari sebuah istana di luar Leningrad pada tahun 1941 dan dibawa ke kota Konigsberg (sekarang Kaliningrad) di wilayah yang pada waktu itu Prusia Timur.
Satu teori adalah bahwa bagian-bagian dari Ruang Amber ditempatkan di ruang Wilhelm Gustloff oleh Erich Koch, seorang Gauleiter atau pemimpin daerah Nazi, ketika Prusia Timur dievakuasi pada Januari 1945.
Wreck images of the Wilhelm Gustloff by Bradley Sheard. If I won any of the recent lottery drawings, I would've loved to put together an expedition to map the wreck in HD as they had done with the Titanic, open a museum and add more artifacts from the wreck. pic.twitter.com/BLVceKZYsK
— W. Gustloff Museum (@WGustloffMuseum) October 28, 2018
Koch meninggal di penjara Polandia pada tahun 1986, tetapi tidak pernah melepaskan rahasia tentang Ruang Amber, yang diperkirakan senilai sekitar £ 500 juta hari ini.
Sementara Komandan S-13 yang menggelamkan kapal, Alexander Marinesko, adalah putra kelahiran Odessa dari seorang pelaut etnik Rumania tetapi dipecat pada Oktober 1945 karena minuman kerasnya dan meninggal dalam ketidakjelasan pada tahun 1963 dalam usia 50 tahun.
Tapi reputasinya direhabilitasi oleh Mikhail Gorbachev pada tahun 1990 dan dia dianugerahi Pahlawan Uni Soviet. Ia dimakamkan di pemakaman di kota asalnya Bogoslovskoye, St Petersburg.
https://www.youtube.com/watch?v=P5c8BwZKQJo&feature=emb_logo