More

    Tak Begitu Sukses di Suriah, Serbia Tetap Beli Enam Pantsir-S1 Rusia

    on

    |

    views

    and

    comments

    Rusia dan Serbia menandatangani perjanjian pembelian enam sistem rudal Pantsir-S1 dan akan dikirim tahun ini.

    “Kesepakatan untuk satu baterai telah ditandatangani tahun lalu. Pekerjaan untuk itu sedang berlangsung dan akan selesai pada 2020,” kata sumber di sektor kerja sama pertahanan sebagaimana dilaporkan Sputnik 20 Januari 2020. Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyebutkan pembelian satu sistem pada akhir Oktober.

    Sistem senjata rudal pertahanan udara Pantsir-S1, yang ditunjuk sebagai SA-22 Greyhound oleh NATO dirancang untuk melindungi benda-benda vital militer dan industri dari berbagai jenis ancaman udara.

    Pantsir-S1 saat ini sedang diekspor ke beberapa negara, termasuk Serbia, Vietnam, Suriah, Yordania, Iran, Irak dan Uni Emirat Arab.

    Sistem pertahanan udara Pantsir S1 cukup terkenal karena kombinasi unik antara senjata antipesawat dan SAM.

    Jejak akar Pantsir S1 mulai ada pada tahun 1970-an dan 80-an ketika Amerika mulai mengandalkan helikopter AH-64 dan pesawat serangan A-10 untuk menghancurkan formasi lapis baja Soviet. Pesawat ini mengandalkan serangan tingkat rendah untuk menyerang kendaraan lapis baja dan mampu melarikan diri dengan aman sebelum SAM Soviet berhasil dapat mengunci mereka.

    Kebutuhan sistem anti access reaksi cepat yang bisa menghancurkan ancaman udara dengan waktu respon minimum menjadi dibutuhkan.

    Kebutuhan ini kemudian mengakibatkan pengembangan sistem Area Denial Tungushka yang menggunakan kombinasi 2  senjata senjata AA 30 mm dan 8 SAM untuk menemani tank Soviet ke medan perang. Sistem ini akhirnya mendegradasi efektivitas serangan pesawat USAF dan mampu menembak jatuh mereka dengan mudah.

    Tungushka diproduksi massal untuk tentara Soviet dan telah sukses ekspor juga. Pantsir sebenarnya adalah Tungushka yang sangat ditingkatkan dengan rudal dan sistem elektronik yang lebih baik, dan terpasang pada chassis berroda.

    Secara teknis, Pantsir S1 diklasifikasikan sebagai SPAAG-M ( Self Propelled Anti-Aircraft Gun – Missile) karena dipasang pada platform self-propelled,  yakni truk Kamaz 8 × 8 dan memiliki senjata dan rudal untuk terlibat dengan target.

    Sistem ini memberikan kemampuan untuk terlibat pada target ketinggian tinggi dan jauh dikombinasikan dengan kemampuan menembak sasaran terbang rendah dan jarak pendek. Memiliki 6 SAM dan dual meriam 30 mm di setiap sisi turret dengan total 12 rudal dan empat senjata.

     

    Memiliki radar Passive Electronically Scanning Array (PESA), radar akuisi target S-band yang memindai mekanis untuk memberikan cakupan 360º dan radar kontrol penembakan atau fire control radar (FCR) X-band, Pansir S1 dapat mencari dan melacak target udara pada jarak lebih dari 50 km dan menembak mereka dari jarak 20 km.

    FCR dapat melacak 20 target dan terlibat tiga di antaranya secara bersamaan dengan 12 target lain dapat dibidik dalam satu menit. Memiliki elektro-optik dan deteksi inframerah canggih serta sistem penergetan tembakan

    Dua senjata 30 mm dapat menembak pada tingkatan masing-masing 2.500 rpm. Setiap senjata memiliki 750 putaran ledak fragmentasi tinggi,  armour-piercing (AP) untuk total 1.500 putaran.

    Kisaran keterlibatan maksimum senjata ini adalah 4 km dan dapat menembak jatuh target yang terbang hanya beberapa meter di atas tanah. Senjata ini juga memiliki kemampuan untuk menembak target permukaan sampai 4 km dengan presisi.

    Tetapi selama operasi nyata di Suriah terungkap sejumlah kelemahan teknis dari sistem Pantsir yang dirancang untuk memberikan pertahanan udara dari instalasi militer dan industri terhadap pesawat, helikopter, amunisi presisi, rudal jelajah dan drone dan untuk memberikan perlindungan tambahan ke unit pertahanan udara dari serangan udara musuh menggunakan amunisi presisi terutama pada rentang rendah hingga sangat rendah.

    Terlebih lagi, sistem pertahanan rudal Pantsir-S1 terkena serangan langsung selama serangan udara Israel di Suriah. Israel bahkan merilis sejumlah video yang menunjukkan rudalnya menghantam telak Pantsir.

    Radar sistem pertahanan udara tidak dapat mengimbangi akuisisi dan pelacakan target ukuran kecil, seperti drone dan amunisi presisi. Selama pertahanan pangkalan militer Rusia di provinsi Latakia, sebagian besar target musuh ditembak jatuh dengan senjata meriam, yang tidak menjamin perlindungan terhadap serangan kecepatan tinggi dan menciptakan ancaman kehancuran yang bersamaan.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this