Moskow memperingatkan Teheran agar tidak membuat langkah sembrono untuk keluar dari Non-Proliferation Treaty (NPT).
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam pernyataannya mengatakan Rusia mendesak Iran untuk mematuhi kewajibannya kepada International Atomic Energy Agency (IAEA).
Rusia juga pihak-pihak yang menentang Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) telah menjadi alasan lebih lanjut dari eskalasi dan menyebutnya “kontraproduktif”.
“Penentang JCPOA dan mereka yang sekarang mencoba mengacaukan situasi di kawasan itu, tidak boleh diberikan bahan tambahan untuk meningkatkan situasi umum. Itu akan kontraproduktif, menurut pendapat kami,” kata Ryabkov sebagaimana dikutip Sputnik 20 Januari 2020.
Sebelumnya pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa jika masalah nuklir Iran dirujuk ke Dewan Keamanan PBB, Teheran akan keluar dari NPT.
“Jika orang Eropa melanjutkan perilaku yang tidak pantas atau mengirim file Iran ke Dewan Keamanan, kami akan menarik diri dari NPT,” kata Zarif seperti dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.
Non-Proliferation Treaty adalah perjanjian internasional yang ditandatangani pada tahun 1968 dan bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata.
Pernyataan Zarif muncul setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Seyyed Abbas Mousavi mengatakan dalam sebuah wawancara sebelumnya pada hari Senin bahwa Teheran masih mematuhi JCPOA dan menyalahkan negara-negara Eropa karena gagal memenuhi kewajiban mereka berdasarkan kesepakatan.
Pekan lalu, Perancis, Jerman dan Inggris mengumumkan bahwa mereka meluncurkan mekanisme penyelesaian sengketa di dalam JCPOA setelah mereka mengatakan mereka “tidak punya pilihan tindakan kepada Iran” dan merujuk pada dugaan kegagalan Teheran untuk memenuhi komitmennya di bawah JCPOA.
Kesepakatan nuklir menurut mekanisme penyelesaian sengketa, jika pihak yang dituduh tidak mematuhi komitmen JCPOA gagal menyelesaikan pengaduan terhadapnya, pihak-pihak yang meluncurkan mekanisme tersebut dan dapat menghentikan kewajiban mereka berdasarkan kesepakatan dan memberi tahu PBB.
Pada 5 Januari, Iran mengatakan bahwa pihaknya sedang menggulirkan kembali komitmennya di bawah JCPOA menyusul meningkatnya ketegangan baru dengan Amerika yang disebabkan oleh pembunuhan komandan militer Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak Amerika di Baghdad pada 3 Januari 2020.