Rusia menyebut tragedi penembakan pesawat Ukraina oleh sistem pertahanan Iran terjadi ketika Teheran benar-benar dalam suasana tegang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada konferensi pers tahunannya di Moskow mengatakan penembakan terjadi pada saat Iran dihantui oleh laporan jet-jet tempur siluman Amerika telah berada di sekitar wilayah Iran.
“Setidaknya ada enam pesawat tempur F-35 Amerika di udara di daerah perbatasan Iran (saat itu). Informasi ini belum diverifikasi, tetapi saya ingin menggarisbawahi kegelisahan yang selalu menyertai situasi seperti itu, “kata Lavrov.
Lavrov menyebut insiden itu sebagai kesalahan manusia dan mengatakan dia tidak berusaha memaafkan siapa pun atas apa yang terjadi.
Namun dia mengatakan penting untuk memahami konteksnya dan bahwa insiden itu terjadi beberapa jam setelah serangan rudal Iran di pangkalan-pangkalan Amerikadi Irak, ketika pasukan Iran bersiap untuk mengahdapi kemungkinan serangan balasan Amerika.
“Ada informasi bahwa Iran memperkirakan ada serangan lain dari Amerika Serikat setelah serangan itu tetapi tidak tahu bagaimana bentuknya,” kata Lavrov.
Penerbangan Ukraine International Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari ibukota Iran, Teheran pada 8 Januari, menewaskan semua 176 penumpang dan awak pesawat. Iran awalnya membantah terlibat, tetapi kemudian mengakui bahwa pesawat itu dijatuhkan oleh rudal yang ditembakkan karena kesalahan.
Dikatakan pesawat terbang dekat dengan situs militer yang sensitif dan dikira sebagai ancaman. “Dalam kondisi seperti itu, karena kesalahan manusia dan dengan cara yang tidak disengaja, penerbangan itu ditembak,” kata pernyataan Iran.
Penembakan terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pasukan Amerika yang ditempatkan di Irak hingga militer berada di kesiagaan tinggi.