Angkatan Laut Indonesia mengirimkan sejumlah kapal kapal perang ke laut Natuna di tengah maraknya pencurian ikan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Tiga di antaranya adalah KRI Usman Harun-359 bersama KRI John Lie-358 dan KRI Karel Satsuit Tubun-356 yang melakukan patroli pada Sabtu 11 Januari 2020.
Namun keberadaan kapal perang ini tidak membuat kapal penjaga pantai China gentar. Sebagaimana dilaporkan Antara, kelompok patroli tersebut bertemu dengan enam kapal Coast Guard China dan satu kapal pengawas perikanan China.
Bukannya takut, kapal-kapal China itu justru berulah dan melecehkan kapal perang Indonesia. Ketika KRI Usman Harus mendekati kapal nelayan pukat China yang menangkap ikan di ZEE Indonesia yaitu di Natuna Utara alah satu Coast Guard China melakukan manuver dengan lampu sorotnya yang diarahkan ke KRI Usman Harun.
Pada suatu kesempatan Kapal Coast Guard China-5302 memotong haluan KRI Usman Harun-359 pada jarak 60 yards (sekitar 55 meter).
Pengusiran dan patroli dari 3 KRI pada kapal China di Natuna ini dilakukan dari pagi hingga malam hari pada Sabtu, 11 Januari 2020.
Setidaknya ada puluhan kapal nelayan ikan dengan dikawal kapal Coast Guard China yang masih berada di Natuna.
Posisi pada Sabtu, 11 Januari 2020 sejumlah kapal China berada pada 180 Mil dari pantai Ranai Natuna. Tiga KRI yaitu KRI Usman Harun, KRI John Lie dan KRI Satsuit Tubun berkoordinasi dengan Pangkogabwilhan 1 untuk menyampaikan peringatan pada kapal asing.
KRI Usman Harun adalah dua dari tiga frigat yang dibuat di Inggris dan dibeli bekas dari Brunei. Dua kapal lain adalah KRI John Liedan KRI Bung Tomo.
Tiga kapal ini sebelum sempat akan dibeli Brunei Darussalam. Namun Brunei membatalkan pembelian karena kapal terlalu besar untuk negara sekecil Brunei.
Kapal ini dari jenis fregat ringan atau multi role linght fregate (MRLF) yang mempunyai berat 2300 ton, panjang 95 meter, lebar 12,7 meter serta didukung dengan empat motor pendorong pokok COCAD (Combined Diesel And Diesel). Kapal ini mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 31 knots.
Kapal dilengkapi dengan sistem persenjataan yang tergolong mutakhir, seperti peluru kendali anti kapal permukaan MM 40, peluru kendali anti serangan udara Sea Wolf, meriam 76 mm, meriam 30 mm, dan torpedo anti kapal selam. Didukung oleh sistem kendali persenjataan, navigasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan baik, kapal jenis MRLF tersebut dirancang untuk mampu bertempur menghadapi ancaman, baik dari atas air, bawah air maupun udara.