Satelit militer Kosmos-2491 milik Rusia dikabarkan hancur setelah secara tiba-tiba mengubah jalur orbitnya.
Belum diketahui apakah satelit ini hancur karena tidak sengaja atau memang sengaja dihancurkan oleh Rusia.
“Pada sekitar 13;21 UTC tanggal 23 Desember 2019, satelit membuat perubahan orbit 1,5 m / s dan 10 objek puing kini telah terdeteksi. Kesimpulannya adalah bahwa Kosmos-2491 kemungkinan telah hancur, baik disengaja atau tidak disengaja, atau karena tabrakan puing. Saya condong pada kecelakaan karena dugaan saya sattelit telah mati selama beberapa tahun, tetapi itu belum pasti, “tulis astronom Harvard-Smithsonian Jonathan McDowell di akun Twitter-nya.
Sebelumnya, Project Space Track Angkatan Udara Amerika Serikat melaporkan bahwa sepuluh fragmen yang dianggap sebagai sisa-sisa satelit militer Kosmos-2491 diamati mengorbit pada ketinggian antara 1.329 hingga 1.699 km.
McDowell mengatakan satelit itu diluncurkan pada Desember 2013 bersama dengan tiga satelit komunikasi militer lainnya.
Kosmos-2491 diyakini telah menjadi bagian dari proyek ‘Nivelir’, yang dianggap mampu melakukan manuver dan secara diam-diam untuk mengawasi satelit lain saat berada di orbit. Janes bahkan berspekulasi bahwa Nivelir adalah bagian dari upaya Rusia untuk meningkatkan kemampuan perang anti-satelitnya.
The inference is that Kosmos-2491 may have disintegrated, either through deliberate destruction, accidental battery or prop event, or through an accidental debris collision. I lean to accident since it is my guess the sat has been dead for several years, but it's not certain.
— Jonathan McDowell (@planet4589) January 12, 2020
Pengamat Amerika ini percaya Rusia telah meluncurkan beberapa satelit lagi dari seri Nivelir, termasuk Kosmos-2499, Kosmos-2504 dan Kosmos-2519. Namun, McDowell mencatat bahwa tidak seperti beberapa yang terakhir, “Kosmos-2491 tidak mengubah orbitnya,” dan tampaknya telah mengakhiri misinya pada tahun 2014 dan terus melayang di orbit yang sama sebelum perubahan lintasan tiba-tiba pada bulan Desember.
Tahun lalu, National Air and Space Intelligence Center Amerika mengeluarkan laporan yang menunjukkan bahwa Rusia dan China sedang bekerja pada teknologi ruang angkasa canggih yang ditujukan untuk menantang keunggulan Amerika dalam domain ini.