Sebuah serangan udara kembali menghantam posisi Popular Mobilization Force (PMF), sebuah milisi Syiah Irak yang didukung Iran. Ada kemungkinan serangan dilakukan oleh jet tempur F-35i milik Israel.
Serangan udara menargetkan truk dan orang di dekat perbatasan Irak-Suriah pada Jumat 10 Januari 2020 dini hari. Media berbahasa Arab Al Mayadeen, mengutip saksi mata mengatakan bahwa pesawat terlihat terbang di atas kepala di dekat kota Abu Kamal Deir ez-Zor beberapa menit sebelum ledakan besar terjadi di seluruh wilayah.
Laporan yang belum dikonfirmasi menuduh serangan dilakukan oleh pesawat tak dikenal yang beberapa orang melaporkan mungkin adalah dua F-35I milik Angkatan Udara Israel. Depot yang menjadi sasaran serangan itu tampaknya milik Kata’ib al-Imam Ali – milisi PMF.
https://twitter.com/BabakTaghvaee/status/1215386116376932352?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1215386116376932352&ref_url=https%3A%2F%2Fsputniknews.com%2Fmiddleeast%2F202001101077993201-airstrikes-target-popular-mobilization-forces-depot-on-syria-iraq-border—reports%2F
Sebelum itu, pasukan Amerika melakukan serangkaian serangan udara yang menargetkan lima fasilitas Kata’ib Hezbollah di Suriah dan Irak. Pentagon menyebut serangan tersebut dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan Kata’ib Hezbollah (KH) yang berulang ke pangkalan Irak yang ditempati Amerika Serikat.
Kelompok-kelompok Syiah yang didukung Iran memperoleh kekuatan di Irak setelah invasi pimpinan Amerika 2003. Saat ini, mereka memiliki puluhan ribu pejuang.
Di bawah pengawasan Mayor Jenderal Qasem Soleimani, mereka memainkan peran utama dalam memerangi ISIS dan berperang sebagai bagian dari Hashid Shaabi.
Kelompok terkuat – dilatih, dilengkapi dan didanai oleh Teheran – adalah Asaib Ahl al-Haq, Kataib Hezbollah, Harakat Hezbollah al-Nujaba dan Organisasi Badr.
Beberapa kelompok Irak yang didukung Iran telah berperang di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad, sekutu Teheran lainnya.
Kataib Hezbollah telah menjadi titik fokus dari ketegangan baru-baru ini. Militer Amerika pada hari Minggu melakukan serangan udara di pangkalan-pangkalannya, menuduh kelompok itu melakukan kampanye berkelanjutan terhadap personel Amerika setidaknya sejak Oktober.
Beberapa waktu lalu anggota kelompok yang didukung Iran tersebut melempari kedutaan Amerika di Baghdad dengan batu.
Pendiri Kataib Hezbollah, Jamal Jaafar Ibrahimi, yang dikenal sebagai Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan yang menewaskan Soleimani.
Pemerintah Irak berusaha untuk mengintegrasikan organisasi paramiliter ke dalam angkatan bersenjatanya, tetapi Amerika Serikat mengatakan belum melihat tindakan yang cukup oleh Baghdad untuk menghentikan serangan terhadap pasukan Amerika oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran.