Militer Mesir telah merilis rekaman latihan amfibi yang diadakan di Laut Mediterania pada bulan Desember 2019 yang melibatkan salah satu kapal induk Kelas Mistral EMS Gamal Abdul Nasser.
Rekaman dari kapal serbu amfibi tersebut memberikan pandangan menarik yakni bergabungnya dua helikopter serang terbaik di dunia.
Gamel Abdul Nasser yang memiliki bobot sekitar 22.000 ton dan panjangnya 200 meter, sebanding dengan kapal induk Kelas Invincible Inggris yang berpartisipasi dalam Perang Falklands.
Mesir mengakuisisi dua kapal Kelas Mistral dari Prancis pada 2015, yang pertama ditugaskan pada Juni tahun berikutnya. Dua kapal ini awalnya dipesan Rusia tetapi batal dikirim setelah aneksasi Crimea pada 2014.
Kapal-kapal itu adalah satu-satunya kapal induk yang dikerahkan oleh kekuatan angkatan laut Afrika atau Timur Tengah, dan memungkinkan Mesir memproyeksikan kekuatan di luar negeri.
Setiap kapal perang dapat menggunakan 16 pesawat sayap putar, dan tergantung pada jenis helikopter, kapal dapat digunakan untuk misi logistik, perang anti kapal selam dan serangan amfibi.
Namun, kurangnya destroyer daya tahan tinggi di Mesir, menjadikan jangkauan kapal-kapal ini sebagai aset proyeksi daya tetap terbatas karena kurangnya pengawalan yang layak.
Yang menarik dalam latihan Mesir baru-baru ini adalah EMS Gamal Abdul Nasser membawa helikopter Ka-52K Alligator buatan Rusia dan helikopter serang AH-64D Apache buatan Amerika.
Ini adalah satu-satunya yang pernah terjadi dua helikopter itu dikerahkan bersama-sama.
Alliagator dan Apache dianggap sebagai dua helikopter serang kelas dunia di samping Mi-35 Rusia, dan memberikan keragaman yang lebih besar pada sayap udara kapal induk Mesir.
Mesir adalah satu-satunya operator asing Ka-52 dan salah satu operator terbesar AH-64, dan merupakan satu-satunya negara di dunia yang menggunakan kedua platfrom.
Ka-52 adalah desain yang jauh lebih baru dibanding Apache. Helikopter dilengkapi Ataka 9M120 yang memiliki kemampuan penetrasi yang lebih besar melawan lapis besi musuh.
Selain itu helikopter dilengkapi roket yang lebih besar dibanding Apache dan dan sensor canggih termasuk electro optical observation OES-52 dan laser targeting system and the formidable Arbalet-52 dual band coherent pulse radar.
Yang paling penting, terutama untuk Angkatan Laut, kemampuan anti-kapal Ka-52 dan pesawat dapat mengerahkan rudal jelajah anti-kapal Kh-31 dengan jangkauan lebih dari 100 km dan kecepatan melebihi 3 Mach.
Sementara Apache mendapat manfaat dari kemampuan membawa rudal 33% lebih besar dan kemampuan untuk beroperasi di ketinggian yang lebih tinggi. Belum diketahui apakah Mesir memperoleh varian navalised dari Apache, seperti British AgustaWestland Apache. Juga belum pasti apakah penyebaran helikopter Amerika dari Kelas Mistral bersifat permanen, atau apakah mereka dikerahkan sementara untuk keperluan latihan saja.