Sejauh ini sedikit yang diketahui tentang operasi pembunuhan komandan Pasukan Quds Iran Qasem Soleimani.
Surat kabar Inggris Daily Mail mengutip sumber militer Amerika melaporkan bahwa sebelum serangan itu, Soleimani tiba di Bandara Internasional Baghdad dengan jet dari Suriah atau Lebanon sekitar pukul 12:30 pagi.
Dia disambut di landasan oleh wakil komandan Popular Mobilization Forces (PMF) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis dan Mohammed Ridha Jabri. Ketiganya dilaporkan masuk ke salah satu mobil, sementara beberapa orang masuk ke yang lain.
Beberapa saat kemudian, ketika mobil-mobil melewati area kargo menuju jalan akses menuju bandara, konvoi itu ditabrak oleh empat rudal yang ditembakkan oleh drone MQ-9 Reaper.
Kedua kendaraan itu langsung menjadi puing-puing membara menewaskan Soleimani, Muhandis, Jabri dan dua lainnya yang belum diidentifikasi.
Dua pejabat dari PMF mengatakan tubuh Soleimani hancur berkeping-keping dalam serangan itu, sementara mereka tidak menemukan mayat al-Muhandis.
Seorang politisi senior mengatakan tubuh Soleimani diidentifikasi oleh cincin yang dikenakannya. Sejumlah foto sebelumnya memang menunjukkan tangan Soleimani menggunakan cincin dengan batu akik besar.
Sebuah mayat yang ditemukan mengenakan cincin yang identik. Cincin tersebut menggunakan batu akik berwarna merah besar. Sekilas batu tersebut adalah jenis Yamani. Seperti Indonesia, orang Iran juga memiliki tradisi menggunakan batu akik.

“Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis mengendarai satu kendaraan ketika ditabrak oleh dua rudal berturut-turut yang diluncurkan dari helikopter Amerika ketika mereka sedang dalam perjalanan dari aula kedatangan di jalan yang menuju keluar dari Bandara Baghdad.,” kata Komandan milisi lokal Abu Muntathar al-Hussaini Reuters.
Bagaimana cara yang digunakan untuk melakukan serangan memang masih simpang siur. The Daily Mail melaporkan bahwa drone MQ-9 Reaper. Sementara Reuters mengutip komandan milisi Abu Muntathar al-Hussaini mengatakan serangan menggunakan helikopter yang menembakkan rudal ke kendaraan.

The New York Times melaporkan bahwa serangan hari Jumat itu memanfaatkan kombinasi informasi yang sangat rahasia dari informan, penyadapan elektronik, pesawat pengintai dan teknik pengawasan lainnya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pembunuhan Soleimani akan memperkuat perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Israel di kawasan dan dunia.
“Kebrutalan dan kebodohan pasukan teroris Amerika dalam membunuh Komandan Soleimani tidak diragukan lagi akan membuat pohon perlawanan di kawasan ini dan dunia menjadi lebih makmur,” kata Zarif dalam sebuah pernyataan.