Pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani yang tewas dalam serangan udara di dekat Bandara Internasional Baghdad mendapat reaksi keras dari Iran. Pentagon telah mengakui sebagai pihak yang bertanggungjawab dan pembunuhan dilakukan atas izin dari Presiden Amerika Donald Trump.
Teheran dilaporkan telah mengerahkan jet-jet tempur F-14 ke perbatasan negara itu. Sebelumnya Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei berjanji akan melakukan balas dendam dengan keras terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan komandan Quds. Presiden Rouhani juga bersumpah untuk membalas kematian Soleimani.
Amerika mengklaim Soleimani bertanggung jawab atas kematian “ratusan orang Amerika” dan juga menuduh jenderal tersebut mengatur serangan terhadap pangkalan-pangkalan koalisi di Irak, memotivasi serangan udara Irak sebagai cara untuk mencegah rencana serangan Iran di masa depan.
Sebuah video yang diduga menggambarkan situs pembunuhan Mayjen Iran Qasem Soleimani telah dipublikasikan di Twitter.
Rekaman itu menunjukkan sisa-sisa mobil terbakar setelah serangan udara Amerika yang menewaskan komandan pasukan elite Quds dan beberapa petugas dari Pasukan Mobilisasi Populer Syiah Irak di dekat Bandara Internasional Baghdad.
הרכב ההרוס אחרי חיסול סולימאני בבגדאד https://t.co/UcgN7DqiMx
— roi kais • روعي كايس • רועי קייס (@kaisos1987) January 3, 2020
Di samping Pemimpin Tertinggi Iran, Qasem Soleimani bisa dibilang adalah tokoh paling kuat di republik Islam itu.
Sebagai kepala militernya sayap militer yang beroperasi di luar negeri dan dikenal sebagai Pasukan Quds, Soleimani disebut-sebut Amerika sebagai dalang di balik kegiatan negara itu di Timur Tengah.
Dia secara luas dianggap sebagai arsitek perang Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan pemberontak di Suriah, kebangkitan paramiliter pro-Iran di Irak, perang melawan kelompok ISIS, dan banyak pertempuran di luar.
Karismatik dan sering sulit dipahami, komandan berambut putih itu sangat dihormati oleh sebagian pihak tetapi sangat dibenci oleh pihak lain.
Dia telah muncul dalam beberapa tahun terakhir setelah seumur hidup dalam bayang-bayang mengarahkan operasi rahasia untuk mencapai ketenaran dan popularitas di Iran, menjadi subjek dokumenter, laporan berita dan bahkan lagu-lagu pop.
Mantan perwira CIA John Maguire mengatakan kepada The New Yorker bahwa Soleimani adalah “operator tunggal paling kuat di Timur Tengah”.
Soleimani diyakini berasal dari latar belakang yang buruk dan memiliki pendidikan formal yang sangat sedikit. Tetapi dia memperoleh nama besar ketika mulai masuk ke Garda Revolusi Iran.
Setelah menjadi komandan Pasukan Quds pada tahun 1998, Soleimani berusaha memperluas pengaruh Iran di Timur Tengah dengan melakukan operasi rahasia, memberikan senjata kepada sekutu dan mengembangkan jaringan milisi yang setia kepada Iran.
Selama kariernya ia diyakini telah membantu kelompok-kelompok di Irak berperang melawan Saddam Hussein.
Setelah Amerika menginvasi Irak pada tahun 2003, ia mulai mengarahkan kelompok-kelompok militan untuk melakukan serangan terhadap pasukan dan pangkalan Amerika, menewaskan ratusan orang.
Pada bulan April 2019, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menunjuk Garda Revolusi Iran dan Pasukan Quds sebagai organisasi teroris asing.
“Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds-nya bertanggung jawab atas kematian ratusan anggota pasukan Amerika dan koalisi dan melukai ribuan lainnya,” kata Pentagon.