Dari PAK DA Hingga MiG-41, Inilah 5 Jet Tempur Rusia Yang Diperkirakan akan Terbang Tahun 2020-an

Dari PAK DA Hingga MiG-41, Inilah 5 Jet Tempur Rusia Yang Diperkirakan akan Terbang Tahun 2020-an

Upaya modernisasi Angkatan Udara Rusia dalam dua dekade terakhir telah berfokus pada pengembangan turunan yang ditingkatkan dari pesawat era Soviet untuk mengintegrasikan teknologi generasi berikutnya. Upaya ini melahirkan sejumlah pesawat seperti Su-35, MiG-29SMT dan Tu-22M3M.

Karena banyak dari negara pesaing bergerak untuk memodernisasi kemampuan mereka lebih lanjut dan menggunakan pesawat generasi penerus di tahun 2020, sektor pertahanan Rusia juga berinvestasi dalam mengembangkan pesawat tempur generasi selanjutnya baik untuk mengganti jet yang lebih tua atau untuk menargetkan pasar ekspor.

Banyak dari program ambisius ini tampaknya dibangun dengan desain benar-benar baru dan bukan berasal dari platform era Soviet.

Inilah lima jet tempur generasi penerus Rusia yang diperkirakan akan melakukan penerbangan pertama mereka antara tahun 2020 hingga 2030.

Bomber Strategis PAK DA

PAK DA menjadi jawaban Rusia terhadap B-21 Raider Amerika dan H-20 China sekaligus penerus yang layak untuk Tu-160M ​​yang baru-baru ini memasuki kembali produksi. Bomber baru ini diharapkan melakukan penerbangan pertama paling lambat pada 2025.

Pembom itu akan menggunakan berbagai macam amunisi dan diperkirakan akan menggunakan rudal balistik hipersonik seperti yang dilakukan Tu-22M dan MiG-31K.

Masih belum pasti pada skala apa bomber akan dibangun, apakah akan mampu memenuhi peran taktis seperti berburu kapal seperti Tu-22M saat ini, dan apakah akan menggunakan amunisi udara ke udara seperti yang akan dilakukan oleh B-21 Amerika.

Meski merupakan platform yang berbahaya, Tu-160 Rusia menghadapi tantangan dari platform Amerika dan China yang baru hingga, sebuah pembom berat baru diperlukan untuk menyainginya.

MiG-29 Derived Stealth Fighter

Rusia saat ini sedang mengembangkan varian generasi masa depan dari pesawat tempur MiG-29 dengan kemampuan menghindari radar di bawah program bersama dengan Uni Emirat Arab.

Platform baru ini diharapkan dapat mengintegrasikan banyak teknologi yang sama dengan MiG-35 yang mulai beroperasi pada Juni 2019. Program ini bisa menyerupai program Boeing F-15 Silent Eagle yang dikembangkan dari pesawat era Perang Dingin.

MiG-29 Siluman kemungkinan mewarisi mesin MiG-35, rangkaian sensor yang kuat, persyaratan perawatan yang rendah, dan akses ke amunisi generasi berikutnya seperti rudal hipersonik R-37M.

MiG-41 Hypersonic Interceptor

MiG-41 secara konseptual menggabungkan kekuatan pencegat MiG-25 Soviet dan MiG-31, tetapi meningkatkan jauh dalam hal teknologi. MiG-25 Foxbat dirancang untuk beroperasi pada kecepatan ekstrem melebihi 3 Mach dan pada ketinggian mendekati 30 km memungkinkannya meluncurkan rudal udara ke udara dengan energi kinetik tinggi.

Platform itu ideal untuk mencegat pembom musuh dan pesawat pengintai terbang tinggi seperti U-2 dan SR-71.

MiG-31 tidak mampu mencapai kecepatan dan ketinggian Foxbat, tetapi menekankan pentingnya suite sensor yang sangat kuat dan amunisi standoff yang mampu menyerang target pada jarak ekstrem dengan rudal R-33 yang dirancang untuk mencegat tidak hanya pesawat musuh tetapi juga rudal jelajah terbang rendah.

MiG-41 akan menjadi pesawat hipersonik, yang berarti dapat melebihi kecepatan 5Mach dan akan menggunakan sensor canggih dan kuat serta amunisi serangan jarak jauh hypersonic. Pesawat akan dapat beroperasi di ketinggian yang jauh melebihi MiG-25, terbang di dekat ruang angkasa dan mengancam satelit dan pesawat ruang angkasa musuh.

Su-57 Generasi Selanjutnya

Pesawat tempur superioritas udara Rusia Su-57 generasi berikutnya memasuki produksi massal pada bulan Juli 2019, dan prototipe telah mendapatkan pengalaman tempur di Suriah untuk menguji kemampuan mereka.

Akan tetapi, berbagai pernyataan dari sumber-sumber militer Rusia termasuk Kementerian Pertahanan mengindikasikan bahwa program Su-57 dipandang sebagai investasi jangka panjang  dan bahwa badan pesawat dasarnya akan meningkat pesat di tahun-tahun mendatang karena teknologi generasi berikutnya akan terintegrasi.

Beberapa dari mereka yang sudah dalam tahap pengembangan lanjut termasuk mesin Saturnus 30, senjata laser, kecerdasan buatan, rudal balistik hipersonik dan pakaian anti gravitasi  yang akan memungkinkan pilot untuk menanggung G-force lebih ekstrim dan melakukan manuver yang lebih sulit. Pesawat ini dimaksudkan sebagai pesawat tempur superioritas udara generasi keenam, dengan kemampuan jauh di depan desain Su-57.

Yak-141

Lahirnya Kembali Yak-141

Sumber-sumber militer Rusia dan media pemerintah telah mengkonfirmasi bahwa pekerjaan saat ini sedang dilakukan jet tempur yang mampu melakukan pendaratan vertikal dan menjadi penerus Yak-141 yang telah mencapai tahap prototipe sebelum Soviet runtuh dan krisis ekonomi Rusia memaksa pembatalannya.

Bersamaan dengan rencana untuk membangun kapal induk baru, Rusia berencana untuk membangun setidaknya dua kapal serbu amfibi berat yang dapat berfungsi sebagai kapal induk ringan yang memiliki bobot antara 20.000 dan 35.000 ton. Kapal perang ini membutuhkan jet tempur yang mampu lepas landas pendek dan mendarat vertikal.