Amerika Gempur Balik Proxy Iran di Irak dan Suriah, Situasi Berubah Cepat
F-15E Strike Eagle USAF

Amerika Gempur Balik Proxy Iran di Irak dan Suriah, Situasi Berubah Cepat

Serangan itu sebagian besar belum pernah terjadi sebelumnya dan terjadi karena ketegangan sudah melonjak antara Washington D.C. dan Teheran.

Pesawat-pesawat tempur Amerika menyerang lima fasilitas terpisah di Irak dan Suriah pada 29 Desember 2019 sebagai aksi balas dendam atas serangan roket ke pangkalan K-1 Irak dekat Kirkuk di mana beberapa personel Amerika terluka dan seorang kontraktor Amerika terbunuh.

Serangan  terjadi kira-kira 48 jam setelah serangan roket, menargetkan Kata’ib Hezbollah, sebuah kelompok militan yang memiliki sejarah panjang memerangi pasukan Amerika di wilayah tersebut dan yang secara langsung didukung oleh Iran dan Pasukan Quds-nya.

Ketegangan sudah sangat tinggi antara Amerikadan Iran. Setelah serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, dapat dikatakan bahwa kemungkinan pecahnya kekerasan yang lebih besar antara dua musuh bebuyutan tersebut telah meningkat tajam.

“Menanggapi serangan Kata’ib Hizbollah  (KH) berulang ke pangkalan Irak yang menjadi tuan rumah pasukan koalisi Operation Inherent Resolve (OIR), pasukan Amerika telah melakukan serangan defensif yang presisi terhadap lima fasilitas KH di Irak dan Suriah yang akan menurunkan kemampuan KH untuk melakukan serangan di masa depan. melawan pasukan koalisi OIR,” demikian pernyataan Pentagon yang dikutip War Zone.

Lima target termasuk tiga lokasi KH di Irak dan dua di Suriah. Lokasi-lokasi ini termasuk fasilitas penyimpanan senjata serta lokasi komando dan kontrol yang digunakan KH untuk merencanakan dan melakukan serangan terhadap pasukan koalisi OIR.

Serangan KH baru-baru ini termasuk serangan lebih dari 30 roket pada pangkalan Irak di dekat Kirkuk yang mengakibatkan kematian seorang warga Amerika dan melukai empat personel militer Amerika dan dua Pasukan Keamanan Irak (ISF).

“KH memiliki hubungan yang kuat dengan Pasukan Quds Iran dan telah berulang kali menerima bantuan mematikan dan dukungan lain dari Iran yang telah digunakan untuk menyerang pasukan koalisi OIR,” tambah Pentagon.

Koalisi OIR, lanjut Pentagon,  ada di Irak atas undangan pemerintah Irak untuk memastikan kekalahan ISIS yang berlangsung lama dan memberikan saran dan bantuan kepada ISF. “Amerika dan mitra koalisinya sepenuhnya menghormati kedaulatan Irak, dan mendukung Irak yang kuat dan independen. Amerika, bagaimanapun, tidak akan tergoyahkan untuk menggunakan hak membela diri.”

Situasi berubah dengan cepat di Irak dalam beberapa jam setelah serangan Amerika terhadap Kata’ib Hezbollah di Irak dan Suriah. Ada laporan tentang serangan roket lain ke pangkalan yang menaungi personel Amerika di Irak.

Laporan korban dari serangan sangat beragam, tetapi semua termasuk banyak yang tewas dan terluka. Orang-orang kunci yang terkait dengan kelompok itu dan pasukan Quds Iran bersumpah akan membalas dendam.

Sebanyak 19 orang dilaporkan tewas dalam serangan yang dilakukan Amerika pada Minggu termasuk Abu Ali al-Khazali, orang dekat Kepala Pasukan IRGC Quds Iran Qasem Soleimani. Laporan lain menyebutkan sedikitnya 25 petempur tewas dan 55 orang lainnya terluka.

https://twitter.com/HeshmatAlavi/status/1211346373574103040?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1211346373574103040&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.thedrive.com%2Fthe-war-zone%2F31651%2Fu-s-strikes-iranian-proxy-force-bases-in-iraq-and-syria-following-deadly-rocket-attack

Komandan Kata’ib Hizbullah, Abu Mahdi al-Muhandes, bersumpah untuk memberikan tanggapan yang menghancurkan terhadap serangan Amerika

Pemerintah Irak tampaknya belum memberikan persetujuan untuk serangan itu dan dapat mengakibatkan perpecahan besar antara Washington dan Baghdad dalam beberapa jam dan beberapa hari ke depa.

Wall Street Jounal melaporkan Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi sangat menentang serangan Amerika terhadap posisi Kataeb Hezbollah di Irak dan Suriah.

Beberapa laporan di media sosial juga menyebutkan ledakan besar terdengar di Green Zone Baghdad dan kehadiran militer Amerika yang meningkat di sana, tetapi ini tidak dapat dikonfirmasi pada saat ini.