Gunakan GBU-12, Reaper Prancis Memiliki Kemampuan Serang Pertama

Gunakan GBU-12, Reaper Prancis Memiliki Kemampuan Serang Pertama

Drone Reaper Prancis memperoleh kemampuan senjata pertamanya dengan melakukan penembakan dari pangkalan udara Niamey di Niger.

Empat senjata ditembakkan pada 15-17 Desember 2019 sebagai bagian dari operasi ‘Barkhane’.

Kampanye penembakan diawali dengan pelatihan darat di Niamey untuk memastikan bahwa peralatan dan prosedurnya sesuai untuk kondisi lokal di wilayah Sahel.  Pasukan Prancis menerima pelatihan dari kolega Amerika mereka tentang pemasangan dan pemindahan bom yang dipandu laser GBU-12 ke dan dari Reaper.

Beberapa simulasi juga dilakukan dari pangkalan udara Niamey dan Cognac, pangkalan terakhir dari skuadron Belfort UAV 1/33, untuk berlatih dalam prosedur.

Kampanye penembakan dimulai pada 15 Desember di daerah utara Gao di lingkungan gurun. Penembakan pertama dibuat dalam mode sepenuhnya otomatis, dengan Reaper menunjuk target dan secara otomatis menghitung waktu peluncuran berdasarkan ketinggian dan kecepatannya.

Penembakan kedua terjadi pada 16 Desember dengan kontrol manual. Penerbangan ketiga pada 17 Desember berhasil melakukan penembakan serentak dua GBU-12 pada dua target yang berbeda.

Target pertama ditunjuk oleh UAV  sendiri dan yang kedua oleh Reaper lain yang mengorbit di dekatnya. Angkatan Udara Prancis sebagaimana dilaporkan Jane 21 Desember 2019 mengatakan semua penembakan berhasil.

Prancis mengoperasikan tiga Reaper block 1 dari Niamey dan dua lagi dari Cognac. Sejauh ini hanya UAV berbasis Niamey yang memiliki kabel dan tiang sayap untuk GBU, yang rencananya akan diikuti oleh drone yang berbasis di Cognac pada awal 2020.